Sumber foto: Goggle

Aksi Sadis Dua Remaja, Putri Kandung Bos Perabot Habisi Nyawa Ayahnya di Duren Sawit

Tanggal: 26 Jun 2024 21:37 wib.
Aksi sadis terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur, di mana dua remaja putri tega menghabisi nyawa ayah kandungnya sendiri, Syafrin (55), dalam sebuah kios di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT). Motif dari aksi keji ini diduga karena sakit hati dan uang. Korban, yang merupakan seorang pedagang perabot, ditemukan dalam keadaan bersimbah darah pada hari Jumat, 21 Juni 2024, sekitar pukul 23.00 WIB. Aksi tragis ini meninggalkan kesedihan mendalam di kalangan masyarakat sekitar.

Berikut ini adalah lima fakta terkait pembunuhan Syafrin yang dikutip dari berita Tribun, yang mengungkap kekejaman dan tragisnya kasus ini.

1. Kios Terkunci Tanpa Jejak Korban Selama 3 Hari
Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin, menyatakan bahwa penemuan jasad korban bermula ketika seorang pedagang hendak mengambil barang dagangan yang dititipkan di kios Syafrin. Namun, kios tersebut dalam keadaan terkunci apabila Komarudin. Hal ini mencurigakan karena korban tidak terlihat selama 3 hari sebelumnya. Setelah membuka paksa kios, para pedagang menemukan korban dalam keadaan tidur terlentang, tertutup selimut, dan dalam kondisi mengenaskan dengan lubang dan bercak darah di tubuhnya.

2. Penemuan Korban dalam Kondisi Mengenaskan
Setelah kios dibuka, para saksi menemukan bahwa korban telah ditutupi selimut dan dalam keadaan terlentang. Namun, setelah selimutnya dibuka, mereka terkejut melihat kondisi tubuh korban yang penuh dengan bercak darah, lubang tusukan di pinggang, serta baju yang robek. Temuan ini menyebabkan para pedagang segera menghubungi kerabat korban dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.

3. Tidak Ada Tanda-tanda Mencurigakan Sebelumnya
Para pedagang di sekitar lokasi tidak melihat adanya tanda-tanda mencurigakan sebelum jasad korban ditemukan. Mereka tidak mencium bau aneh atau mendengar suara gaduh, dan hanya mengira bahwa korban tidak berjualan. Bahkan seorang pegawai perempuan yang bekerja di toko perabot juga tidak mengetahui bahwa korban telah tewas. Kejadian tragis ini membuat ketakutan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat sekitar.

4. Luka Tusukan dan Pakaian Korban yang Robek
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa korban mengalami dua luka tusukan di pinggang yang mengakibatkan pendarahan, serta luka robek di tangan. Meskipun tidak ada senjata tajam yang ditemukan di dalam kios, namun luka-luka tersebut menunjukkan kekerasan yang dialami oleh korban sebelum meninggal.

5. Dibunuh Oleh Dua Putrinya Sendiri
Yang lebih menyedihkan adalah pelaku dari aksi keji ini diketahui merupakan dua putri kandung korban, berusia 17 tahun dan 16 tahun. Keduanya diamankan di rumahnya tidak jauh dari tempat kejadian. Motif dari aksi keji ini diduga karena sakit hati setelah korban mencari tahu bahwa mereka mencuri uangnya. Kasus ini menjadi perhatian serius karena kekerasan yang dilakukan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarga lainnya.

Kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi masyarakat akan pentingnya penanganan masalah keluarga dan pendekatan emosional yang diperlukan dalam mendidik anak-anak. Kasus kekerasan dalam keluarga dapat mengakibatkan dampak psikologis yang serius pada anak-anak dan orang tua. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan. Kejadian ini juga harus dijadikan pembelajaran bagi orang tua dan anak-anak bahwa komunikasi dan pendekatan emosional yang baik dalam keluarga sangatlah penting untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved