6 Update Terkini dari Gaza: 5 Jurnalis Palestina Terbunuh
Tanggal: 8 Jul 2024 15:10 wib.
Tegangnya situasi perang di Gaza, Palestina, masih terus berlanjut. Konflik yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Dalam 24 jam terakhir, telah tercatat 29 korban jiwa yang tewas di Gaza, di mana 5 di antaranya adalah jurnalis asal Palestina.
PBB terus melakukan pemindahan warga sipil di tengah situasi konflik yang semakin memprihatinkan. Berbagai perkembangan terbaru dari perang di Gaza telah dilansir oleh Aljazeera, dipublikasikan pada hari Sabtu (6/7/2024).
1. Brigadir Qassam Mengklaim Membunuh Tentara Israel di Shujayea Kota Gaza
Kelompok Hamas mengklaim bahwa para pejuangnya berhasil meledakkan bom anti-personel yang ditargetkan pada pasukan Israel di lingkungan timur Kota Gaza. Melalui saluran Telegram, Hamas menyatakan bahwa serangan tersebut telah menyebabkan korban jiwa dan luka, tanpa memberikan rincian jumlahnya. Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di lingkungan Shujayea selama beberapa hari terakhir.
2. 5 Jurnalis Palestina Terbunuh
Kantor Media Pemerintahan Gaza telah mengonfirmasi identitas korban yang tewas selama 24 jam terakhir. Dari 5 jurnalis Palestina yang menjadi korban, mereka adalah:
- Amjad Jahjouh - The Palestine Media Agency - tewas di Nuseirat
- Wafa Abu Dabaan - The Islamic University Radio in Gaza - tewas di Nuseirat
- Rizq Abu Ashkian - The Palestine Media Agency - tewas di Nuseirat
- Saadi Madoukh - Deep Shot Media Production Company - tewas di kota Gaza
- Ahmed Sukkar - Deep Shot Media Production Company - tewas di kota Gaza
Data ini menunjukkan betapa berbahayanya situasi di Gaza, di mana jurnalis yang seharusnya melaporkan peristiwa menjadi korban pertumpahan darah yang terus terjadi.
3. 80.000 Orang Mengungsi dari Wilayah Timur Kota Gaza
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sekitar 80.000 orang telah mengungsi dari wilayah timur Kota Gaza, sebagai akibat dari operasi militer Israel dan perintah evakuasi yang dikeluarkan pada 27 Juni. OCHA turut menyerukan agar perang diakhiri, mengingat jumlah korban dan dampak humaniter yang semakin memburuk.
4. Persepsi Warga Palestina Terhadap Prospek Gencatan Senjata
Mansour Shouman, seorang warga Gaza yang telah tinggal melalui berbagai perang di Rafah dan Khan Younis, menyatakan bahwa rakyat Palestina, termasuk mereka yang berada di luar Gaza, memiliki sedikit optimisme terhadap perundingan gencatan senjata yang digelar di Doha, Qatar. Informasi yang mereka terima menyebutkan bahwa pihak Palestina telah berunding dengan sikap yang lebih lunak, namun masih ada beberapa poin yang menjadi penghalang kesepakatan tersebut. Beberapa poin penting tersebut mencakup pembebasan tentara Israel yang ditangkap pada 7 Oktober, perjanjian gencatan senjata jangka panjang, penarikan pasukan Israel dari seluruh Gaza, dan pembukaan seluruh perbatasan. Meski negosiasi masih berjalan, harapan mulai muncul di tengah kondisi yang semakin genting.
5. 87 Orang Tewas Dalam Serangan Israel Dalam 48 Jam
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, setidaknya telah tercatat 38.090 warga Palestina yang tewas dan 87.705 lainnya terluka dalam serangan militer Israel sejak 7 Oktober. Jumlah korban terbaru meliputi sedikitnya 87 jiwa yang tewas selama 48 jam terakhir. Angka-angka ini menunjukkan betapa gencarnya serangan Israel yang terus memakan korban warga sipil di Gaza.
6. Pengeboman Israel di Nuseirat Membunuh Dua Jurnalis
Pengeboman di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza telah menewaskan jurnalis Amjad Jahjouh, istrinya Wafa Abu Dabaan, dan anak mereka. Dengan terbunuhnya Jahjouh dan istrinya, jumlah jurnalis Palestina yang tewas sejak perang dimulai mencapai 158 orang. Tragedi semakin membesar dengan tewasnya dua jurnalis lainnya, Saadi Madoukh dan Ahmed Sukkar, akibat serangan Israel yang menyerang rumah keluarga Madoukh di lingkungan Daraj, kota Gaza.
Konflik di Gaza belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Situasi yang semakin memprihatinkan telah menelan banyak korban jiwa, termasuk jurnalis serta warga sipil yang terus mengalami kondisi serba sulit. Perlu adanya upaya konkret untuk mengakhiri konflik ini dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi warga sipil yang terdampak. Semua pihak terkait, termasuk komunitas internasional, diharapkan dapat bekerja sama untuk menyelesaikan konflik ini dan mencegah terjadinya lebih banyak korban jiwa di masa mendatang.