YAICI Ungkap Bahaya SKM Mendatangkan Obesitas pada Anak-anak
Tanggal: 15 Jul 2018 00:02 wib.
Protes iklan susu kental manis (SKM) yang dinilai bukan susu sebagai pelengkap nutrisi tubuh berbuntut pada survei oleh sebuah yayasan terkait anak-anak yang mengonsumsi SKM setiap hari di Kendari dan Batam sebagian besar memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik, yakni mengalami obesitas (brat badan berlebih). Yang lebih fatalnya lagi, ibu-ibu di sana menganggap anaknya yang gemuk itu ya sehat.
Pernyataan tersebut langsung dipatahkan oleh anggota Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Siti Zalikho Agustina, dalam konferensi pers di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Jakarta, pada Kamis (12/7/2018).
Ditambah, Komisioner Bidang Kesehatan dan NAPZA KPAI, Sitti Hikmawatty mengklaim gemuk (karena SKM) di sini sangat tidak sehat. Pasalnya, bahan yang terkandung di dalam SKM mayoritas lebih banyak gulanya ketimbang susu.
Lebih ngerinya lagi, Tina sempat mendengar informasi jika ada anak di Batam yang menghabiskan satu kaleng SKM dalam sehari. Dan para orangtua di Kendari dan Batam malah merasa bangga karena anak-anak mereka gemuk, berkat sering minum SKM.
Dalam surveinya tersebut, YAICI tak langsung menyadar ke korban SKM, melainkan terkait permasalahan gizi buruk yang menjangkit anak-anak di Kendari dan Batam. Di kedua daerah itu, para orang tua (ibu) tidak memberikan nutrisi susu berupa Air Susu Ibu (ASI) kepada buah hatinya, namun lebih memilih SKM sebagai pengganti ASI.
Bahkan, menurut laporan dari Ketua YAICI, Arif Hidayat, terdapat pula ibu-ibu yang membuatkan anaknya minuman SKM hingga 5 gelas (3 persen) dan 10 gelas (1 persen) dalam sehari.
Berdasarkan hasil survei YAICI, dari 130 ibu menunjukkan data sekitar 56 persen (73 ibu) memberikan SKM 1 gelas per hari kepada anaknya. Di Batam sendiri, dari 75 ibu, sekitar 53 persennya (40 ibu) memberikan SKM 1 gelas per hari.