WHO Rilis Daftar Patogen Berbahaya yang Bisa Picu Kematian
Tanggal: 13 Agu 2024 08:55 wib.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi merilis Daftar Patogen Bakteri Prioritas (BPPL) 2024 yang berpotensi menjadi ancaman kesehatan baru bagi manusia. Indonesia sendiri merupakan satu dari lima negara di dunia yang memiliki risiko tinggi terhadap patogen serta ancaman kesehatan baru tersebut.
WHO menyebut bahwa daftar patogen baru ini merupakan sumber informasi penting dalam upaya melawan resistansi antimikroba (AMR). Sebagai informasi, resistansi antimikroba adalah kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan sehingga memiliki daya tahan atau kekebalan yang tinggi terhadap obat-obatan antimikroba dan/atau antibiotik.
WHO menyebut, resistansi antimikroba merupakan ancaman serius bagi dunia. Menurut data WHO, sekitar 9,45 juta kematian pada 2019 lalu yang sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dikaitkan erat dengan resistansi antimikroba. Adapun, Indonesia diklaim tengah menghadapi risiko resistansi antimikroba yang tinggi.
"Indonesia adalah salah satu dari lima negara di dunia dengan proyeksi persentase peningkatan konsumsi antimikroba terbesar pada 2030," tulis WHO dalam keterangan resminya, dikutip Senin (12/8/2024).
Melalui daftar BPPL 2024, WHO merilis daftar 15 famili patogen resistan antibiotik (ABR) yang dikualifikasikan ke dalam tiga kategori, yakni prioritas kritis, tinggi, dan sedang untuk penelitian dan pengembangan (R&D) terkait pengawasan dan pengendalian resistensi antibakteri.
Berikut daftar 15 famili patogen resistan antibiotik yang menurut WHO berdasarkan kategori.
Kelompok Prioritas Kritis
Patogen bakteri ABR yang tergolong dalam kelompok ini menimbulkan ancaman tertinggi bagi kesehatan masyarakat akibat terbatasnya pilihan pengobatan, beban penyakit yang tinggi (mortalitas dan morbiditas), dan tren peningkatan ABR.
Menurut WHO, infeksi dengan patogen kategori kritis berpotensi sangat sulit untuk dicegah dan sangat mudah menular.
1. Enterobacterales (carbapenem-resistant)
2. Enterobacterales (generasi ketiga cephalosporin-resistant)
3. Acinetobacter baumannii (carbapenem-resistant)
4. Mycobacterium tuberculosis, rifampicin-resistant
Kelompok Prioritas Tinggi
Patogen bakteri ABR yang terkelompok dalam kategori ini disebut WHO sangat sulit diobati, menyebabkan beban penyakit yang substansial, seperti kematian dan kesakitan, menunjukkan tren peningkatan resistensi, sangat sulit dicegah, sangat mudah menular, dan hanya ada sedikit pengobatan potensial dalam pengembangannya.
Meskipun disebut mungkin tidak kritis secara global, patogen dalam kategori ini dapat menjadi kritis bagi beberapa populasi dan di wilayah geografis tertentu.
1. Salmonella Typhi (fluoroquinolone-resistant)
2. Shigella spp. (fluoroquinolone-resistant)
3. Enterococcus faecium (vancomycin-resistant)
4. Pseudomonas aeruginosa (carbapenem-resistant)
5. Non-typhoidal Salmonella (fluoroquinolone-resistant)
6. Neisseria gonorrhoeae (generasi ketiga cephalosporin dan/atau fluoroquinolone-resistant)
7. Staphylococcus aureus (methicillin-resistant)
Kelompok Prioritas Sedang
Patogen bakteri ABR yang tegolong dalam kategori ini memiliki tingkat kesulitan sedang untuk pengobatan, beban penyakit sedang (mortalitas dan morbiditas), dan tren sedang dalam resistensi dengan "masalah unik" untuk pencegahan atau penularan dan relatif lebih banyak kandidat untuk pengobatan dalam tahap awal.
Meskipun mungkin tidak kritis secara global, patogen dalam kategori ini berpotensi menjadi kritis bagi beberapa populasi dan di wilayah geografis tertentu.
1. Group A Streptococci (macrolide-resistant)
2. Streptococcus pneumoniae (macrolide-resistant)
3. Haemophilus influenzae (ampicillin-resistant)
4. Group B Streptococci (penicillin-resistant)
Dalam BPPL 2024, bakteri Gram-negatif yang resistan terhadap antibiotik pilihan terakhir, seperti Acinetobacter baumannii dan berbagai patogen dalam ordo Enterobacterales, serta Mycobacterium tuberculosis yang resistan terhadap rifampisin (RR) dicantumkan sebagai prioritas kritis karena kemampuannya untuk mentransfer gen resistensi, tingkat keparahan infeksi dan penyakit yang ditimbulkannya, dan atau beban globalnya yang signifikan, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Lalu, digolongkannya Salmonella dan Shigella sebagai prioritas tinggi menunjukkan peningkatan resistensi kedua bakteri tersebut terhadap pengobatan yang ada dan tingginya beban infeksi yang terkait dengan patogen ini, khususnya di di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
"BPPL 2024 memasukkan Streptokokus Grup A dan B, Streptococcus pneumonia, dan Haemophilus influenza dalam kategori berprioritas sedang yang menunjukkan kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada populasi rentan di lingkungan dengan sumber daya terbatas," tulis WHO.
Dengan BPPL 2024 ini, WHO berharap untuk memberikan panduan bagi pemerintah dan lembaga kesehatan baik di tingkat nasional maupun internasional dalam mendukung upaya pencegahan, pengendalian, dan penelitian terhadap resistensi antimikroba.
BPPL 2024 mencantumkan patogen-patogen yang semakin resisten terhadap antibiotik, yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan global. Oleh karena itu, para pihak terkait diharapkan untuk bersama-sama mengambil tindakan konkret dalam upaya pencegahan dan mengatasi resistensi antimikroba yang terus meningkat di seluruh dunia.
Kurangi penggunaan antibiotik yang tidak perlu, tingkatkan kewaspadaan terhadap infeksi, dan perkuat sistem pengawasan yang dapat mengidentifikasi resistensi antimikroba secara dini sehingga langkah-langkah pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan tepat dan efektif sesuai dengan situasi masing-masing negara.