Waspadai Penyakit ISPA Akibat Virus HMPV: Edukasi dan Pencegahan Jadi Kunci!
Tanggal: 13 Jan 2025 17:37 wib.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta baru-baru ini mengingatkan masyarakat akan bahaya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV). Penyakit ini menjadi perhatian serius karena jumlah kasusnya yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
79 Kasus di Tahun 2025
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, menyampaikan bahwa pada tahun 2025 ini saja sudah tercatat sebanyak 79 kasus HMPV di Jakarta. Data ini merupakan bagian dari total 214 kasus ISPA akibat HMPV yang tercatat sejak tahun 2023. “Pada 2023, terdapat 13 kasus, sementara di tahun 2024 jumlahnya meningkat signifikan hingga mencapai 121 kasus. Kini, di awal 2025, sudah ada 79 kasus,” ungkap Ani, dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Minggu, 12 Januari 2025.
Ani menambahkan bahwa meskipun angka tersebut mengkhawatirkan, masyarakat dapat meminimalkan risiko dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sederhana namun efektif.
Pentingnya Langkah Pencegahan
Menurut Ani, menjaga kebersihan merupakan kunci utama dalam mencegah penularan HMPV. Ia menyarankan agar masyarakat rutin mencuci tangan, terutama sebelum makan atau setelah beraktivitas. Selain itu, penggunaan masker saat merasa sakit juga sangat dianjurkan.
“Kami menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan, menerapkan pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit. Langkah ini dapat membantu mengurangi risiko penularan,” jelas Ani.
Tidak hanya itu, edukasi kesehatan kepada masyarakat juga terus dilakukan oleh Dinkes DKI Jakarta. Edukasi ini mencakup berbagai informasi mengenai gejala HMPV, cara pencegahan, serta langkah penanganan awal.
Edukasi Berbasis Komunitas
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Dinkes DKI mengadakan program edukasi berbasis komunitas. Kegiatan interaktif seperti simulasi mencuci tangan dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga daya tahan tubuh rutin dilaksanakan. Selain itu, penyuluhan kesehatan sering dilakukan melalui posyandu, puskesmas, dan kelompok masyarakat, bekerja sama dengan para kader kesehatan.
Ani menjelaskan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat mengenai bahaya HMPV dan cara mengatasinya. “Kami berharap dengan edukasi ini, masyarakat dapat lebih waspada dan terampil dalam mencegah penyakit,” ujarnya.
Pemeriksaan dan Pemantauan Kasus
Sebagai bentuk kewaspadaan, Dinkes DKI Jakarta juga meningkatkan upaya penemuan kasus ISPA di masyarakat. Hal ini dilakukan dengan menggandeng rumah sakit dan laboratorium pemeriksa untuk mendeteksi virus penyebab ISPA, termasuk HMPV.
“Hasil pemeriksaan panel respirasi di sejumlah rumah sakit dan laboratorium menunjukkan bahwa virus penyebab ISPA yang paling banyak ditemukan saat ini adalah Rhinovirus, Influenza AH3, Respiratory Syncytial Virus (RSV) A+B, Influenza A, Influenza B, Influenza H1N1 pdm09, dan HMPV,” jelas Ani.
Dengan data ini, Dinkes memastikan bahwa langkah-langkah penanganan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan risiko yang ada.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Siap Mendukung
Dinkes DKI Jakarta juga memastikan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di ibu kota siap memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Jika ada warga yang mengalami gejala seperti batuk, pilek, atau demam berkepanjangan, mereka dianjurkan segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Fasilitas pelayanan kesehatan kami telah disiapkan untuk mendukung kebutuhan masyarakat,” tambah Ani.
.