Waspadai! 9 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Bisa Picu Penyakit Serius
Tanggal: 10 Feb 2025 09:49 wib.
Mengonsumsi gula tambahan terlalu sering bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Berbeda dengan gula alami yang ditemukan dalam buah, sayur, dan susu, gula tambahan berasal dari makanan olahan seperti minuman bersoda, kue, permen, atau camilan manis lainnya.
Jika dikonsumsi berlebihan, tubuh bisa menunjukkan tanda-tanda overdosis gula yang berpotensi menyebabkan berbagai penyakit serius, seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan masalah metabolisme lainnya.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) telah merekomendasikan batas maksimal konsumsi gula per hari. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013, konsumsi gula idealnya tidak lebih dari 10 persen dari total energi, yaitu sekitar 200 kkal atau setara dengan 50 gram gula per hari (sekitar 4 sendok makan).
Namun, tanpa sadar banyak orang mengonsumsi gula jauh lebih tinggi dari batas ini. Jika tubuh mulai menunjukkan gejala-gejala berikut, bisa jadi itu tanda bahwa konsumsi gula Anda sudah berlebihan:
1. Sering Haus dan Buang Air Kecil
Salah satu tanda tubuh mengalami kelebihan gula adalah sering merasa haus dan sering buang air kecil. Menurut penelitian yang dikutip dari Everyday Health, kadar gula yang terlalu tinggi membuat ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urin.
Ketika kadar gula terlalu tinggi, tubuh menarik cairan dari jaringan untuk membantu mengeluarkan gula yang berlebih melalui urin. Akibatnya, Anda akan merasa lebih haus dan sering buang air kecil. Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa meningkatkan risiko dehidrasi.
2. Mudah Lapar, tapi Berat Badan Menurun
Meskipun sering makan, penderita gula darah tinggi justru mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Fenomena ini disebut polifagia, yaitu kondisi di mana tubuh merasa terus lapar meskipun sudah makan.
Ahli Diet Lori Zanini dari Cleveland Clinic menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena tubuh tidak mendapatkan energi dari glukosa sebagaimana mestinya. Ketika gula tidak bisa masuk ke sel tubuh akibat resistensi insulin atau kekurangan insulin, tubuh mulai menggunakan lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif. Hal ini menyebabkan penurunan berat badan yang drastis dan tidak sehat.
Selain itu, penderita gula darah tinggi juga cenderung mengalami kelemahan otot dan sering terjatuh.
3. Sering Kelelahan
Apakah Anda sering merasa lelah meskipun sudah cukup tidur dan makan dengan baik? Bisa jadi ini tanda bahwa gula dalam darah tidak terkontrol.
Gula darah tinggi menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai energi. Ketika tubuh tidak memproses insulin dengan baik atau insulin tidak cukup, gula tetap berada dalam aliran darah dan tidak bisa masuk ke sel tubuh untuk menghasilkan energi. Akibatnya, tubuh akan terasa lemah dan mudah lelah.
4. Penglihatan Buram dan Sakit Kepala
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembengkakan lensa mata akibat cairan bocor. Kondisi ini membuat bentuk lensa berubah, sehingga penglihatan menjadi buram dan sulit fokus.
Selain itu, gula darah yang tinggi juga bisa menyebabkan sakit kepala yang sering muncul tanpa sebab yang jelas.
5. Luka Sulit Sembuh
Jika luka kecil seperti goresan atau memar sulit sembuh, itu bisa menjadi tanda kadar gula darah Anda terlalu tinggi.
NIDDK menjelaskan bahwa diabetes dapat merusak saraf dan mengganggu sirkulasi darah, sehingga aliran darah ke area yang terluka menjadi tidak cukup. Akibatnya, luka menjadi lebih sulit sembuh dan lebih rentan terhadap infeksi.
Dalam beberapa kasus yang parah, luka yang tidak kunjung sembuh pada penderita diabetes dapat meningkatkan risiko amputasi.
6. Kaki dan Tangan Sering Kesemutan
Neuropati diabetik adalah kondisi yang terjadi akibat kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka waktu lama. Kondisi ini dapat merusak saraf dan menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau bahkan nyeri di kaki dan tangan.
Menurut Everyday Health, gejala ini sering muncul di malam hari dan bisa semakin parah jika tidak ditangani.
7. Perubahan pada Kulit
American Diabetes Association (ADA) menyebutkan bahwa penderita diabetes sering mengalami perubahan pada kulit, seperti munculnya kutil atau bercak kulit yang menebal dan berwarna lebih gelap.
Kondisi ini biasanya muncul di bagian belakang leher, ketiak, tangan, atau wajah. Menurut Lori Zanini, perubahan ini bisa menjadi tanda resistensi insulin dan peringatan bahwa kadar gula darah meningkat.
8. Rentan Terkena Infeksi Jamur
Gula darah tinggi dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi jamur.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hiperglikemia dapat meningkatkan risiko infeksi jamur di area genital yang disebabkan oleh Candida albicans. Pada perempuan, infeksi jamur ini bisa menyebabkan gatal, kemerahan, nyeri saat buang air kecil, serta keputihan yang kental dan tidak normal.
Dokter Endokrinologi Rail Bandukwala menjelaskan bahwa jamur berkembang dengan cepat di lingkungan yang kaya glukosa. Jika gula darah tinggi, maka lebih banyak glukosa di saluran kemih yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
9. Gusi Berdarah dan Infeksi Mulut
Gusi berdarah dan penyakit gusi adalah komplikasi lain dari kadar gula darah tinggi.
Menurut NIDDK, saat kadar gula darah meningkat, kandungan glukosa dalam air liur juga meningkat. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang dan membentuk plak pada gigi. Jika dibiarkan, plak ini dapat menyebabkan penyakit gusi, yang jika parah bisa berkembang menjadi periodontitis, di mana gusi mulai terlepas dari gigi dan bisa menyebabkan kehilangan gigi.
Kesimpulan
Mengonsumsi gula tambahan memang bisa memberikan kenikmatan sesaat, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, dampaknya terhadap kesehatan bisa sangat serius. Dari sering haus hingga gangguan saraf, tanda-tanda di atas bisa menjadi sinyal bahwa tubuh sudah mengalami overdosis gula.
Untuk mencegahnya, penting untuk mengontrol konsumsi gula sesuai dengan batas yang direkomendasikan, memilih makanan yang lebih sehat, serta rutin memeriksa kadar gula darah. Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.