Waspada: Saraf Terjepit Berisiko Sebabkan Kelumpuhan Lokal Jika Tak Ditangani
Tanggal: 1 Jun 2025 09:37 wib.
Tampang.com | Saraf terjepit bukan sekadar masalah pegal atau nyeri pinggang biasa yang bisa diabaikan. Jika dibiarkan tanpa penanganan medis yang tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan serius, bahkan berisiko menyebabkan kelumpuhan lokal. Menurut dr. Irca Ahyar, Sp.N, DFIDN dari DRI Clinic, saraf terjepit terjadi ketika celah antarruas tulang belakang menyempit, kemudian menjepit jaringan bantalan dan saraf di sekitarnya.
"Ketika bantalan keluar dari tempatnya karena benturan atau pergeseran tulang, saraf akan terhimpit. Jika terus dibiarkan, saraf itu bisa rusak permanen,” ujarnya.
Lebih dari Sekadar Nyeri: Ancaman Disfungsi Gerak dan Sensasi
Saraf memiliki dua fungsi utama: mengatur gerakan otot dan memberikan sensasi raba rasa. Artinya, ketika saraf terjepit dan fungsinya terganggu, bagian tubuh yang dikendalikan oleh saraf tersebut bisa mengalami penurunan fungsi secara drastis.
“Misalnya, saraf yang terjepit berada di ruas lumbar 3 (L3) yang mengendalikan paha. Bila tidak diterapi, otot paha luar akan mengecil dan tidak lagi berfungsi optimal,” jelas dr. Irca. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pasien bisa mengalami gejala seperti mati rasa, kesemutan, hingga hilangnya sensasi raba. Dalam kondisi berat, kaki bisa tidak merasakan luka atau tusukan, yang tentu sangat berbahaya jika luka tersebut tidak disadari dan memburuk hingga menyebabkan komplikasi serius.
Pemulihan Butuh Proses dan Tidak Boleh Terhenti
Pemulihan saraf terjepit bukanlah perkara instan. Dibutuhkan proses panjang karena regenerasi saraf berjalan lambat. “Berbeda dengan kulit yang bisa cepat sembuh, saraf memerlukan waktu lebih lama untuk pulih, apalagi jika kerusakannya sudah berat,” kata dr. Irca.
Ia menekankan bahwa pengobatan bukan hanya bertujuan menghilangkan nyeri, melainkan memperbaiki sumber masalahnya. Dokter perlu menangani struktur tulang yang bergeser agar ruang antarruas kembali normal dan tidak menjepit saraf lagi. “Sayangnya, banyak pasien berhenti terapi karena merasa nyerinya sudah hilang. Padahal, masalah utamanya belum tuntas. Jika struktur tulang belum diperbaiki, risiko nyeri dan kelumpuhan bisa kembali menghantui,” ujarnya.
Pencegahan: Kenali Tubuh dan Lakukan Skrining Dini
Meskipun terdengar serius, risiko saraf terjepit sebenarnya bisa diminimalkan. Salah satunya adalah dengan mengenali kemampuan tubuh, terutama kekuatan otot punggung. “Otot yang tidak terlatih lalu dipaksa angkat beban berat bisa mencengkeram tulang belakang, menyebabkan penyempitan celah antar tulang,” jelasnya.
Dr. Irca juga menganjurkan peregangan rutin, terutama pada area tulang belakang, serta skrining sejak usia sekolah untuk mendeteksi kelainan struktur tulang seperti skoliosis. “Jika sejak dini kita tahu kondisi tulang kita, penanganannya bisa lebih tepat. Dan kita bisa mencegah risiko yang lebih besar di kemudian hari,” pungkasnya.
Jika Anda merasakan pegal berkepanjangan di bagian pinggang atau kaki, atau gejala mati rasa dan kesemutan yang tidak kunjung hilang, sebaiknya jangan abaikan. Segera periksakan diri ke tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, agar terhindar dari risiko yang lebih serius