Waspada! Minuman Manis Lebih Berbahaya Picu Diabetes Dibanding Makanan Manis
Tanggal: 1 Jun 2025 09:44 wib.
Tampang.com | Tidak semua asupan manis memiliki dampak yang sama bagi kesehatan tubuh. Sebuah penelitian terbaru yang melibatkan data lebih dari setengah juta orang dewasa di seluruh dunia mengungkap fakta mengejutkan: mengonsumsi gula dalam bentuk minuman manis, seperti soda atau jus buah, memiliki risiko lebih tinggi memicu diabetes tipe 2 dibandingkan menyantap makanan manis.
Minuman Manis Tingkatkan Risiko Diabetes hingga 25 Persen
Studi sistematis ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Advances in Nutrition, menunjukkan bahwa setiap tambahan satu porsi minuman manis atau jus buah per hari secara signifikan berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Sebaliknya, konsumsi gula dalam bentuk makanan justru menunjukkan kaitan dengan penurunan risiko penyakit ini.
Karen Della Corte, ilmuwan gizi dari Brigham Young University sekaligus peneliti utama, menjelaskan bahwa studi ini adalah yang pertama kali mengidentifikasi hubungan dosis-respons yang jelas antara berbagai sumber gula dengan risiko diabetes tipe 2. "Temuan ini menyoroti mengapa mengonsumsi gula dalam bentuk minuman – baik dari soda maupun jus – lebih bermasalah bagi kesehatan dibandingkan jika dimakan," ujarnya.
Secara rinci, penelitian ini membandingkan risiko diabetes dari berbagai jenis gula, termasuk fruktosa, sukrosa, gula tambahan, dan total konsumsi gula. Hasilnya, konsumsi sukrosa dan total gula justru berkaitan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, dan tidak ditemukan hubungan signifikan antara fruktosa maupun gula tambahan dengan penyakit ini.
Namun, hasilnya berbeda drastis untuk minuman manis. Konsumsi satu porsi minuman manis tambahan setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga 25 persen, sementara satu porsi tambahan jus buah meningkatkan risiko sebesar 5 persen. Efek ini tetap signifikan bahkan setelah disesuaikan dengan berat badan dan asupan energi harian seseorang.
Minim Serat, Gula Cepat Melonjak
Para peneliti menduga perbedaan dampak ini terletak pada cara tubuh memproses gula cair dibandingkan gula yang dikonsumsi melalui makanan padat. Salah satu alasan utamanya adalah ketiadaan serat dalam minuman manis, yang menyebabkan kadar gula darah melonjak lebih cepat.
"Kandungan gula yang tinggi dan minim serat pada jus buah mirip dengan minuman manis lainnya, menjadikannya pengganti yang buruk bagi buah utuh yang mengandung serat lebih tinggi dan mendukung pengaturan glukosa darah yang lebih baik," jelas para penulis studi. Mereka menambahkan bahwa gula yang terisolasi dalam minuman manis memiliki dampak besar pada kadar gula darah, sementara sumber gula lain seperti buah utuh, produk susu, atau biji-bijian utuh memiliki respons glukosa yang lebih lambat karena disertai serat, lemak, atau protein.
Penelitian ini menggarisbawahi bahwa bukan hanya jumlah gula yang dikonsumsi yang penting, tetapi juga bentuk dan konteks konsumsinya. Para peneliti menyarankan agar pedoman gizi di masa depan mempertimbangkan konteks konsumsi gula, karena tanpa pola makan yang didasari makanan bergizi, beberapa jenis camilan manis bisa jauh lebih berisiko dibandingkan yang lain. Temuan ini memberikan perspektif baru tentang hubungan antara gula dan diabetes, sekaligus menekankan pentingnya pola makan seimbang dalam mencegah penyakit metabolik.