Sumber foto: iStock

Waspada! Kanker Usus Besar Makin Mengintai Generasi Muda: Gejala, Penyebab, dan Pentingnya Pemeriksaan Dini

Tanggal: 28 Jun 2025 09:32 wib.
Kabar mengejutkan datang dari Yale Medicine: dokter-dokter bedah usus besar dan rektal semakin sering menemukan pasien muda—berusia di bawah 45 tahun—yang terdiagnosis kanker kolorektal. Kondisi ini dulu dianggap langka di kalangan milenial dan Gen Z, tetapi kini menjadi perhatian serius bagi para ahli medis. Dalam satu minggu di klinik tersebut, tujuh pasien muda positif kanker rektal terdeteksi, dengan pasien paling tua berusia 35 tahun dan yang termuda baru 18 tahun.

Peningkatan ini mencerminkan tren global yang tak dapat dianggap remeh. Meski kanker kolorektal umumnya banyak menyerang individu berusia di atas 65, insidensinya di kalangan generasi muda justru meningkat, sementara angka pada orang tua cenderung menurun. Temuan ini menunjukkan bahwa tren kanker usus besar pada usia muda kemungkinan bukan kejadian sesaat—tetapi gejala krisis kesehatan serius yang harus direspons cepat.


Kenali Gejala Kanker Kolorektal pada Generasi Muda

Kanker kolorektal bisa tumbuh diam-diam, tanpa gejala. Namun, beberapa tanda awal bisa dikenali, termasuk:



Perubahan tiba-tiba atau kronis dalam kebiasaan buang air besar—sulit buang air besar (sembelit), atau diare berulang.


Rasa tidak nyaman seperti ingin buang air besar terus-menerus meski tidak ada tinja.


Adanya darah—merah segar atau gelap—dalam tinja.


Penurunan berat badan tidak jelas penyebabnya.


Sakit perut atau kram terus-menerus, perut terasa kembung.


Rasa lelah berkepanjangan atau kelelahan yang tidak wajar.



Meski begitu, beberapa pasien tidak menunjukkan gejala sama sekali. Oleh karena itu, konsultasi medis sangat penting, apalagi jika ada riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau polip—ini bisa menjadi dasar untuk melakukan skrining lebih awal melalui kolonoskopi pada usia 40 atau 10 tahun sebelum usia saat anggota keluarga didiagnosis.


Mengapa Kanker Usus Besar Meningkat di Usia Muda?

Para ahli belum bisa mengidentifikasi satu penyebab utama peningkatan ini, tetapi sejumlah faktor gaya hidup dan lingkungan sering disebut terkait:



Kurang aktivitas fisik
Banyak generasi muda menjalani gaya hidup sedentari—bekerja lama di depan komputer tanpa aktivitas fisik cukup.


Obesitas atau kelebihan berat badan
Keduanya meningkatkan risiko peradangan kronis dan gangguan metabolik yang memicu kanker.


Merokok & konsumsi alkohol berlebih
Kedua kebiasaan ini dikenal berisiko tinggi sebagai pemicu kanker, termasuk kolorektal.


Diet rendah serat dan tinggi lemak
Konsumsi produk hewani olahan dan kurang sayur dan buah meningkatkan paparan zat penyebab kanker.


Faktor lingkungan & gaya hidup lain
Termasuk polusi dan paparan zat berbahaya tanpa proteksi memadai.



Sementara itu, faktor genetik—seperti Sindrom Lynch atau riwayat polip dalam keluarga—memang meningkatkan risiko, tetapi sebagian besar kasus kanker kolorektal pada pasien muda muncul secara sporadis, tanpa mutasi genetik jelas.


Dampak Kanker Kolorektal Usia Muda

Kanker usus besar dapat mengguncang kehidupan generasi muda dalam berbagai aspek:



Kesehatan fisik yang terganggu, dari gejala perut hingga kebutuhan terapi jangka panjang.


Karier bisa terhenti sementara atau bahkan berubah arah drastis.


Beban finansial menjadi berat, karena perawatan medis dan potensi hilangnya penghasilan.


Stres psikologis tinggi akibat diagnosis kanker dan ketidakpastian masa depan.



Namun, kabar baiknya adalah kanker kolorektal sering kali dapat disembuhkan bila didiagnosis dini. Kolonoskopi dan perawatan modern telah terbukti efektif meningkatkan peluang hidup panjang dan berkualitas.


Kapan dan Mengapa Lakukan Pemeriksaan?

Berdasarkan rekomendasi medis:



Jika usia di bawah 50 tahun dan ada keluhan seperti perubahan tinja atau darah, langsung konsultasi ke dokter.


Jika ada riwayat keluarga, kolonoskopi disarankan mulai usia 40 tahun atau 10 tahun sebelum usia saat anggota keluarga terdiagnosis.


Generasi muda aktif dengan gaya hidup berisiko tinggi—merokok, obesitas, pola makan buruk, atau jarang bergerak—juga perlu evaluasi dini.



Tujuannya bukan hanya mendeteksi kanker dini, tetapi juga mencegahnya dengan mengatasi polip sebelum berkembang menjadi tumor.


Pencegahan Kanker Kolorektal pada Usia Muda

Untuk menurunkan risiko penyakit ini, perhatikan beberapa langkah berikut:



Tingkatkan aktivitas fisik, minimal 150 menit latihan per minggu.


Pertahankan berat badan ideal, dengan mengombinasikan olahraga dan diet seimbang.


Stop merokok dan batasi alkohol.


Perbaiki pola makan: perbanyak sayur, buah, gandum utuh, dan kurangi makanan olahan.


Rutin melakukan skrining medis terutama jika memiliki faktor risiko.




Tangani Kanker Kolorektal Sejak Dini

Peningkatan kanker kolorektal di kalangan generasi muda bukan sekadar tren, melainkan alarm serius bagi sistem kesehatan global. Meskipun sebagian besar masih muncul secara sporadis, gaya hidup modern yang tidak sehat jelas mempercepat risiko munculnya penyakit ini lebih dini. Kenali gejalanya, konsultasi dini jika ada keluhan, dan disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci utama.

Kanker usus besar tidak boleh diabaikan—terutama oleh Generasi Z hingga Milenial. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa, meminimalkan dampak fisik, emosional, dan finansial. Dengan memahami risiko dan bertindak cepat, kita bisa menjaga generasi muda agar tetap sehat dan produktif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved