Sumber foto: iStock

Waspada Jantung Bermasalah di Usia Muda: Fakta Mengejutkan dan Inovasi Pengobatannya Tanpa Operasi Terbuka

Tanggal: 26 Jun 2025 12:10 wib.
Penyakit jantung kini tak lagi identik dengan usia lanjut. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 justru mengungkap bahwa kelompok usia 25-34 tahun merupakan yang paling banyak tercatat sebagai penderita penyakit jantung, yaitu sebanyak 140.206 orang. Bahkan, jumlah ini lebih tinggi dibanding kelompok usia 15-24 tahun yang tak kalah mengejutkan, yakni 139.891 orang.

Lonjakan angka ini menjadi bukti nyata bahwa penyakit kardiovaskular telah menjadi ancaman serius bagi generasi muda produktif di Indonesia, yang bisa menyerang secara tiba-tiba bila tidak dikenali sejak dini.


Gaya Hidup Modern: Akar Masalah Penyakit Jantung di Usia Muda

Peningkatan jumlah penderita jantung di kalangan muda dipicu oleh perubahan gaya hidup yang semakin jauh dari pola sehat. Merokok, konsumsi alkohol, stres berlebihan, kurang olahraga, serta pola makan tidak seimbang menjadi kontributor utama yang menggerus kesehatan jantung secara perlahan namun pasti.

Padahal, menjaga kesehatan jantung seharusnya dimulai sejak usia muda. Namun sayangnya, banyak orang baru menyadari pentingnya gaya hidup sehat setelah gejala muncul dan kondisi sudah parah.


Tanda-Tanda Awal Gangguan Jantung yang Sering Diabaikan

Menurut Dr. Tan Chiang Soo, konsultan spesialis jantung dari Northern Heart Hospital Penang, beberapa gejala umum yang menjadi pertanda awal adanya gangguan jantung di antaranya:



Sesak napas


Nyeri atau tekanan di dada


Pusing dan kelelahan ekstrem


Sering merasa cemas


Pingsan tanpa sebab jelas



Gejala-gejala ini kerap diabaikan atau disalahartikan sebagai gangguan ringan seperti masuk angin atau kurang tidur. Namun bila tidak ditangani, 50% penderita berisiko meninggal dalam waktu dua tahun, terutama jika penyakit jantung sudah dalam stadium lanjut dan tidak mendapat penanganan yang tepat waktu.


Teknologi Canggih TAVI: Solusi Pengobatan Jantung Tanpa Operasi Terbuka

Kabar baiknya, kemajuan teknologi medis telah menghadirkan solusi baru yang lebih aman dan minim risiko, terutama bagi penderita jantung yang tidak memungkinkan menjalani operasi terbuka. Salah satu metode mutakhir yang kini mulai banyak digunakan adalah Transcatheter Aortic Valve Implantation (TAVI) atau dikenal juga dengan Transcatheter Aortic Valve Replacement (TAVR).

Prosedur ini memungkinkan dokter untuk memperbaiki katup jantung yang rusak tanpa harus membuka dada pasien. Tidak seperti bedah jantung konvensional yang memerlukan waktu pemulihan lama dan tingkat risiko tinggi, TAVI hanya membutuhkan sayatan kecil dan dilakukan dengan alat bantu khusus yang dimasukkan melalui pembuluh darah.

Katup jantung buatan akan ditanamkan di dalam katup lama yang sudah mengalami penyempitan tanpa harus mengangkat katup yang rusak. Jantung tetap berdetak selama proses berlangsung, sehingga tingkat keselamatan pasien meningkat secara signifikan.


Siapa yang Cocok Menjalani Prosedur TAVI?

TAVI umumnya ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menjalani operasi jantung terbuka, seperti:



Lansia dengan kondisi fisik lemah


Pasien dengan penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes atau hipertensi


Individu yang memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi jika menjalani operasi konvensional



Namun kini, dengan semakin berkembangnya metode ini, banyak dokter mulai mempertimbangkan TAVI sebagai pilihan utama, bahkan untuk pasien dengan risiko menengah yang tetap menginginkan prosedur minim invasif dan masa pemulihan yang lebih cepat.


Mengapa Deteksi Dini Sangat Penting?

Dr. Tan Chiang Soo menekankan pentingnya deteksi dini penyakit jantung agar dapat diintervensi sebelum terlambat. Pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk cek tekanan darah, kolesterol, EKG, hingga echocardiography dapat membantu mengenali adanya kelainan sejak dini, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

Selain itu, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat adalah langkah pencegahan utama yang sangat direkomendasikan. Beberapa cara sederhana seperti berhenti merokok, membatasi konsumsi makanan berlemak, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta rutin berolahraga bisa membantu menjaga jantung tetap kuat.


Jangan Tunggu Serangan Jantung, Bertindaklah Sekarang

Penyakit jantung dikenal sebagai “silent killer” karena sering berkembang tanpa gejala yang jelas. Maka dari itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan jantung sejak dini sangat penting. Inovasi seperti TAVI memberikan harapan baru bagi pasien yang ingin menjalani pengobatan tanpa risiko tinggi. Tapi tentu, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik.

Jika kamu atau orang terdekat merasakan gejala mencurigakan pada jantung, jangan tunda pemeriksaan ke dokter spesialis jantung. Dengan penanganan cepat, risiko komplikasi bisa ditekan dan kualitas hidup tetap terjaga.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved