Sumber foto: iStock

Waspada Bahaya Tersembunyi HPV: Kanker Serviks Bisa Mengintai Tanpa Gejala, Ini Cara Mencegahnya!

Tanggal: 30 Apr 2025 19:10 wib.
Kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini muncul akibat infeksi jangka panjang oleh virus HPV (Human Papilloma Virus) — sejenis virus yang sangat umum dan bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Meski tampak diam-diam, kanker serviks sering berkembang secara perlahan dan tanpa gejala hingga mencapai tahap yang lebih parah. Inilah mengapa penting bagi setiap perempuan untuk memahami penyebab, proses perkembangan, dan langkah pencegahan kanker serviks sejak dini.


HPV dan Kanker Serviks: Ancaman Nyata yang Sering Terabaikan

Menurut dr. Ivander Ramon Utama, seorang spesialis obstetri dan ginekologi, terdapat sekitar 30 tipe HPV yang dapat menyerang area kelamin, termasuk vagina, leher rahim, vulva, penis, skrotum, hingga anus. Dari jumlah tersebut, 14 tipe HPV dikategorikan sebagai berisiko tinggi karena berpotensi menyebabkan kanker serviks.

Pada umumnya, tubuh manusia memiliki sistem imun yang mampu melawan virus HPV. Namun dalam kasus tertentu, virus ini tetap bertahan di dalam tubuh dan menginfeksi sel-sel di area serviks. Akibatnya, sel-sel tersebut bisa berubah menjadi sel abnormal yang berkembang menjadi prakanker, dan pada tahap lanjut berubah menjadi kanker.

Dr. Ivander menekankan bahwa kanker serviks tidak muncul secara instan. Prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun, meskipun dalam beberapa kondisi bisa terjadi lebih cepat. Ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan berkala untuk mencegah perkembangan kanker.


HPV Bisa Hilang Sendiri, Tapi Jangan Dianggap Sepele

Beberapa orang yang terinfeksi HPV mungkin tidak akan mengalami gejala atau komplikasi apa pun. Bahkan, virus ini bisa menghilang dengan sendirinya berkat respons imun tubuh. Namun, kondisi ini tidak berlaku bagi semua orang.

Bagi mereka yang telah terinfeksi, khususnya wanita yang menunjukkan gejala seperti munculnya kutil kelamin, dokter akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan ulang secara berkala. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa infeksi tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius.

Penting juga untuk diingat bahwa infeksi HPV bukan hanya soal kanker serviks. Virus ini juga dapat menyebabkan kanker anus, penis, dan bahkan tenggorokan dalam beberapa kasus. Maka dari itu, penanganan yang tepat dan deteksi dini sangat krusial.


Vaksinasi HPV: Perlindungan Utama yang Tak Boleh Diabaikan

Cara paling efektif dalam mencegah infeksi HPV dan kanker serviks adalah melalui vaksinasi. Vaksin HPV saat ini telah menjadi bagian dari program imunisasi nasional karena manfaatnya yang sangat signifikan dalam menurunkan risiko kanker leher rahim.

Berikut adalah panduan vaksinasi HPV sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Kesehatan Indonesia:



Anak perempuan usia 9–13 tahun dianjurkan mendapatkan dua dosis vaksin HPV dengan jeda waktu 12 bulan.


Perempuan usia 13–45 tahun sebaiknya menerima tiga dosis vaksin: dosis kedua diberikan dua bulan setelah yang pertama, dan dosis ketiga enam bulan setelah dosis kedua.



Vaksin ini bekerja paling efektif jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual. Namun, mereka yang sudah aktif tetap disarankan untuk divaksin karena risiko infeksi HPV tetap ada sepanjang hidup.


Langkah Pencegahan Tambahan untuk Hindari Kanker Serviks

Selain vaksinasi, ada beberapa tindakan preventif lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko tertular HPV dan mengembangkan kanker serviks, antara lain:



Lakukan pemeriksaan rutin, seperti pap smear dan tes HPV, untuk mendeteksi sejak dini adanya perubahan sel di leher rahim.


Hindari kontak langsung dengan kutil kelamin karena dapat menjadi sarana penularan virus. Jika tak sengaja menyentuhnya, segera cuci tangan.


Terapkan hubungan seksual yang aman, termasuk penggunaan kondom untuk mengurangi risiko penularan HPV.


Hindari perilaku seksual berisiko, seperti sering berganti pasangan tanpa perlindungan, karena dapat meningkatkan paparan terhadap berbagai tipe HPV.



Penting diingat bahwa tidak semua HPV menyebabkan kanker. Namun tipe-tipe yang tergolong risiko tinggi dapat menimbulkan komplikasi serius bila tidak ditangani.


Edukasi dan Deteksi Dini adalah Kunci

Kanker serviks bukanlah kutukan mendadak, tapi penyakit yang berkembang perlahan dan bisa dicegah. Edukasi, vaksinasi, dan pemeriksaan berkala adalah tiga langkah utama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit mematikan ini.

Dengan memahami bagaimana HPV bekerja, bagaimana kanker serviks berkembang, dan apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, perempuan Indonesia bisa memiliki kendali lebih besar atas kesehatan reproduksi mereka.

Jangan tunggu sampai gejala datang. Lindungi diri sejak sekarang, karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved