Sumber foto: iStock

Waspada! 7 Penyakit Ini Sering Mengintai Saat Musim Hujan dan Bisa Berakibat Fatal

Tanggal: 4 Jun 2025 10:22 wib.
Musim hujan sering kali membawa nuansa yang sejuk dan menenangkan. Namun, di balik itu, banyak ancaman kesehatan yang muncul tanpa disadari. Curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air dan kelembapan tinggi, dua faktor utama yang mendukung penyebaran berbagai penyakit menular. Di Indonesia, sejumlah wilayah masih diguyur hujan deras, dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang rentan menyebar di musim ini.

Berikut beberapa penyakit yang kerap muncul dan mengancam kesehatan selama musim hujan:

1. Asma Kambuh Karena Udara Dingin
Asma merupakan kondisi peradangan kronis pada saluran pernapasan yang menyebabkan penyempitan dan menimbulkan gejala seperti sesak napas, batuk, nyeri dada, serta napas berbunyi (mengi). Saat musim hujan tiba, udara menjadi lebih dingin dan lembap, yang dapat memicu kambuhnya gejala asma. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memperingatkan bahwa udara dingin menjadi salah satu pemicu utama munculnya gangguan asma. Oleh karena itu, individu dengan riwayat asma sangat disarankan untuk menjaga kondisi tubuh dan menghindari paparan udara dingin secara langsung.

2. Demam Berdarah Dengue (DBD): Nyamuk Aedes Aegypti Menyukai Genangan
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Musim hujan menciptakan banyak tempat berkembang biak bagi nyamuk ini, seperti genangan air di pot bunga, kaleng bekas, atau saluran air yang tersumbat. Meskipun DBD dapat sembuh dengan perawatan yang tepat, dalam kasus parah penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian akibat kebocoran plasma dan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu, penting untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan.

3. Leptospirosis: Waspadai Air Kencing Tikus
Leptospirosis dikenal sebagai "demam urine tikus", yakni penyakit infeksi bakteri leptospira yang ditularkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, hingga kambing. Penyakit ini umum terjadi setelah banjir, saat seseorang tanpa sadar bersentuhan dengan air tercemar. Gejalanya meliputi demam tinggi, mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot (terutama di betis), dan mata merah. Dalam kasus berat, leptospirosis dapat menyerang hati, ginjal, hingga menyebabkan meningitis. Oleh karena itu, hindari kontak langsung dengan genangan air di area rawan, dan gunakan pelindung diri jika harus beraktivitas di luar saat banjir.

4. Malaria: Nyamuk Anopheles Berkembang di Musim Hujan
Selain DBD, malaria juga menjadi penyakit menular yang meningkat saat musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles. Kemenkes RI menyatakan bahwa penularan malaria cenderung meningkat selama dan setelah musim hujan karena nyamuk lebih mudah berkembang biak di lingkungan lembap. Gejala awal malaria menyerupai flu berat: demam tinggi, menggigil, berkeringat, nyeri otot, hingga mual. Bila tidak ditangani segera, malaria bisa berkembang menjadi kondisi yang membahayakan nyawa.

5. Norovirus: Flu Perut yang Mudah Menular
Norovirus adalah virus yang menyerang saluran pencernaan dan bisa menyebabkan diare parah serta muntah. Penyebarannya sangat cepat, terutama melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Meski dapat terjadi kapan saja, virus ini lebih mudah menyebar saat suhu dingin dan tubuh sedang rentan. Untuk mencegah norovirus, pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, memasak makanan hingga matang, serta menjaga kebersihan lingkungan, terutama dapur dan toilet.

6. Nyeri Sendi Meningkat Saat Udara Dingin
Banyak orang yang memiliki riwayat arthritis atau peradangan sendi melaporkan bahwa nyeri dan kaku pada sendi semakin parah ketika cuaca dingin. Walaupun belum ada bukti ilmiah yang benar-benar mengaitkan cuaca dengan nyeri sendi, penurunan suhu dianggap memperburuk peradangan dan kekakuan. Kemenkes RI tetap mengimbau masyarakat untuk memperhatikan gejala ini dan tidak mengabaikan rasa sakit, terutama jika berlangsung lama. Tetap aktif bergerak, menjaga berat badan ideal, serta mengonsumsi makanan anti-inflamasi dapat membantu meredakan gejala.

7. Serangan Jantung: Risiko Meningkat Saat Suhu Turun
Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Dikenal sebagai "pembunuh diam-diam" atau silent killer, serangan jantung sering kali terjadi tanpa peringatan. Selama musim hujan, suhu yang lebih dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tubuh. Kemenkes RI menjelaskan bahwa kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung, terutama pada orang dengan riwayat penyakit jantung atau hipertensi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved