Waspada! 6 Jenis Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker
Tanggal: 11 Mar 2025 09:49 wib.
Kanker telah lama menjadi salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi masyarakat, mengingat tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini di Indonesia. Berbagai faktor dapat memicu perkembangan sel kanker, di antaranya adalah mutasi genetik, paparan radiasi berlebihan, infeksi kronis, dan obesitas. Namun, makanan yang kita konsumsi juga berperan penting dalam hal ini.
Seperti halnya sel-sel tubuh lainnya, sel kanker memerlukan nutrisi untuk bertahan hidup dan berkembang. Terbukti melalui berbagai studi, ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Cancer Research UK, yang menjelaskan bahwa zat-zat yang bersifat karsinogenik dapat memicu pertumbuhan kanker.
Berikut adalah enam jenis makanan yang sebaiknya Anda hindari untuk mengurangi risiko terkena kanker:
1. Daging Olahan
Daging olahan merujuk pada berbagai jenis daging yang diawetkan melalui proses pengasapan, penggaraman, atau pengawetan. Contohnya adalah sosis, hot dog, dan ham. Proses pengolahan ini sering kali menghasilkan senyawa karsinogenik, seperti N-nitroso yang terbentuk dari penggunaan nitrit. Selain itu, pengasapan dapat menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang juga berbahaya. Studi menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan berhubungan erat dengan peningkatan risiko kanker kolorektal dan kanker lambung.
2. Gorengan
Makanan yang digoreng, terutama yang berbahan dasar tepung, dapat mengandung akrilamida yang terbentuk saat makanan dimasak pada suhu tinggi. Akumulasi akrilamida dalam tubuh dapat berpotensi menjadi karsinogenik, seperti diungkapkan dalam laporan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC). Selain itu, pola makan yang tinggi akan makanan digoreng juga berisiko menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2, dua kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker.
3. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama
Memasak makanan, terutama daging, pada suhu yang sangat tinggi bisa menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya seperti PAH dan amina heterosiklik (HCA). Zat-zat ini berpotensi merusak DNA, yang dapat memicu perkembangan kanker. Untuk meminimalisasi risiko, Anda bisa mengadopsi metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus, memanggang pada suhu rendah, atau menggunakan slow cooker.
4. Produk Susu
Walaupun produk susu kaya akan kalsium yang penting untuk kesehatan tulang, penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara konsumsi tinggi produk susu dengan risiko kanker prostat. Studi menunjukkan bahwa asupan kalsium yang berlebihan dapat mengganggu hormon pelindung pria dari sel kanker prostat. Produk olahan susu seperti susu, keju, dan yogurt dapat meningkatkan kadar protein faktor pertumbuhan mirip insulin 1 (IGF-1) yang berhubungan dengan proliferasi sel kanker prostat.
5. Makanan Manis dan Karbohidrat Olahan
Konsumsi tinggi makanan manis dan karbohidrat olahan—seperti minuman bersoda, roti putih, dan sereal manis—dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker. Makanan tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya diabetes tipe 2 dan obesitas. Menurut penelitian, kedua kondisi ini dapat memicu peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh, yang berujung pada risiko kanker, termasuk kanker ovarium dan payudara.
6. Alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan telah terbukti meningkatkan risiko kanker pada beberapa bagian tubuh, termasuk kanker mulut, liver, dan payudara. Menurut tinjauan, asetaldehida yang dihasilkan selama metabolisme alkohol dapat merusak DNA dan mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga mempersulit kemampuan tubuh dalam mendeteksi dan memerangi sel kanker. Pada wanita, konsumsi alkohol meningkatkan kadar estrogen, yang berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara khususnya tipe reseptor estrogen positif.
Dengan memahami jenis makanan yang dapat memicu sel kanker, kita dapat lebih bijak dalam memilih pola makan yang sehat. Menghindari makanan tersebut bukan hanya mengurangi risiko kanker, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mari kita mulai hidup lebih sehat dan menjauh dari makanan yang bisa membahayakan kesehatan kita.