Sumber foto: Google

Wanita di Parepare Obesitas 200 Kg, Akui Bermula Seusai Vaksin Covid-19

Tanggal: 11 Jan 2025 21:23 wib.
Tampang.com | Seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Kota Parepare, Sulawesi Selatan, bernama Jumriah (45 tahun), kini menjadi perhatian publik karena mengalami obesitas ekstrem dengan berat badan mencapai 200 kilogram. Kondisi ini disebut-sebut semakin memburuk setelah ia menerima vaksinasi Covid-19. Menurut pengakuannya, pasca vaksinasi, Jumriah merasa semakin malas bergerak atau lebih dikenal dengan istilah "mager," sehingga memicu peningkatan berat badan yang signifikan.

Jumriah mengungkapkan bahwa masalah berat badannya mulai terlihat beberapa tahun lalu. Namun, lonjakan berat badan yang drastis terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah ia menjalani vaksinasi Covid-19. Ia merasa tubuhnya menjadi lebih lemas dan aktivitasnya berkurang drastis. Akibatnya, kebiasaan malas bergerak semakin menguasai kesehariannya, hingga akhirnya ia mengalami obesitas dengan berat badan yang sangat tinggi.

"Awalnya saya tidak terlalu memikirkan soal berat badan. Tetapi setelah vaksin, saya merasa tubuh makin berat, malas bergerak, dan akhirnya kondisi saya seperti sekarang ini," ungkap Jumriah dalam sebuah wawancara.

Pernyataan Jumriah tentang kondisinya pasca vaksinasi Covid-19 menimbulkan berbagai tanggapan. Para pakar kesehatan menegaskan bahwa vaksin Covid-19 tidak secara langsung menyebabkan obesitas. Menurut ahli gizi, obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan kalori dan aktivitas fisik. Malas bergerak atau kurang aktivitas fisik yang berkepanjangan menjadi salah satu faktor utama penyebab kenaikan berat badan yang signifikan.

Dr. Rina Andriani, seorang ahli gizi, menjelaskan, "Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 secara langsung menyebabkan obesitas. Kemungkinan besar, faktor gaya hidup dan pola makan yang tidak terkontrol menjadi penyebab utama. Setelah vaksinasi, beberapa orang memang merasakan kelelahan sementara, tetapi itu tidak seharusnya berujung pada penurunan aktivitas fisik jangka panjang."

Obesitas seperti yang dialami oleh Jumriah tidak hanya memengaruhi fisiknya tetapi juga berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti:


Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah: Berat badan berlebih meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Diabetes Tipe 2: Obesitas berkaitan erat dengan gangguan metabolisme glukosa dalam tubuh.
Gangguan Pernapasan: Peningkatan berat badan dapat menyebabkan sesak napas atau sleep apnea.
Masalah Sendi: Beban tubuh yang besar memberi tekanan berlebih pada tulang dan sendi, terutama di bagian lutut dan pinggul.


Kondisi Jumriah kini memerlukan perhatian khusus, baik dari pihak keluarga maupun tenaga medis. Upaya untuk menurunkan berat badan dengan cara yang sehat menjadi prioritas. Dukungan berupa program diet sehat, aktivitas fisik ringan yang konsisten, serta bimbingan medis sangat dibutuhkan untuk membantu Jumriah mencapai berat badan ideal.

Pemerintah setempat juga diharapkan memberikan bantuan dalam bentuk layanan kesehatan gratis, seperti konsultasi dengan dokter spesialis gizi dan fisioterapis. Program-program kesehatan berbasis masyarakat, seperti senam bersama atau edukasi pola makan sehat, juga dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah kasus serupa.


Pelajaran dari Kasus Jumriah


Kasus obesitas yang dialami Jumriah menjadi pengingat penting bagi masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan gaya hidup sehat, terutama setelah pandemi Covid-19 yang memengaruhi pola hidup banyak orang. Aktivitas fisik yang teratur, pola makan sehat, serta dukungan psikologis diperlukan untuk mencegah obesitas dan komplikasi yang ditimbulkannya.

Jumriah berharap kondisi yang dialaminya dapat menjadi pelajaran bagi orang lain. "Saya berharap ada bantuan medis agar saya bisa menurunkan berat badan dan kembali sehat. Saya juga ingin masyarakat tidak mengalami hal seperti saya," tuturnya penuh harap.

Obesitas ekstrem yang dialami Jumriah di Parepare merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk gaya hidup yang kurang aktif dan pola makan yang tidak terkontrol. Meskipun ia mengaitkan kondisinya dengan vaksinasi Covid-19, para ahli menekankan bahwa vaksin tidak secara langsung menyebabkan obesitas. Dukungan medis, perubahan gaya hidup, dan edukasi kesehatan menjadi kunci untuk membantu Jumriah serta mencegah kasus serupa terjadi di masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved