Waduh, Ini Ternyata Bahaya Handphone untuk Daya Ingat
Tanggal: 21 Jul 2018 15:12 wib.
Tampang.com - Ada temuan baru yang meneliti hubungan antara daya ingat seseorang dengan penggunaan telepon genggam. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Swiss Tropical and Pulic Health Institute (Swiss TPH), ditemukan bahwa penampilan ingatan figural atau kemampuan untuk mengingat bentuk-bentuk abstrak, dapat memburuk bila otak sering terpapar ladang elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) yang diakibatkan penggunaan telepon genggam.
Para peneliti memiliki data dari sekitar 700 remaja yang berasal dari swiss, yang berbahasa Jerman selama 12 bulan. Studi yang dilakukan oleh Swiss TPH ini berangkat dari perkembangan temuan atas studi sebelumnya pada tahun 2015, dengan dua kali ukuran sampel dan keterangan lebih akhir mengenai penyerapan RF-EMF pada otak remaja dengan mlihat penggunaan piranti komunika nir-kabel yang berbeda satu sama lain. Studi tersebut diklaim sebagai studi epidemiologi pertama di dunia yang memperkirakan dosis gabungan RF-EMF pada diri remaja.
"Buktinya jelas bahwa radiasi memiliki dampak penting pada separuh otak kanan, tempat ingatan figural berada, di kalangan remaja yang memegang telepon genggam di telinga kanan ketika melakukan percakapan. Pengiriman pesan teks atau berselancar di Internet tak memiliki dampak mencolok," djelaskan hasil studi tersebut.
Selain itu, studi lebih lebih lanjut diperlukan untuk dapat memastikan pentingnya penelitian dan untuk mengeluarkan faktor lain. Penyeledikan tersebut rencananya akan disiarkan pada 23 Juli mendatang di jurnal kajian Environmental Health Perspectives.
Swiss sebenarnya sudah mencoba mengubah alokasi dari frekuensi pada 2017 yakni dengan membersihkan jalan untuk 5G. Namun, pengkritik memberikan peringatan bahwa hal tersebut dapat berdampak buruk untuk kesehatan manusia karena frekuensi 5G dirancang bahkan dengan menggunakan frekuensi radio yang lebih tinggi dari 4G. Gelombang sangat pendek dari 5G diketahui akan diserap oleh kulit dan dapat menimbulkan resiko tambahan untuk kanker. Hal ini diperingatkan oleh para peneliti Basel yang berasal dari kelompok Doctor for Environmental Protection.