Sumber foto: iStock

Wabah Virus Marburg di Tanzania: Ancaman Mematikan dan Upaya Penanggulangan WHO

Tanggal: 16 Jan 2025 08:06 wib.
Wabah virus Marburg yang mematikan kembali menjadi sorotan setelah menewaskan delapan orang di Tanzania. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa risiko penyebaran virus ini tetap tinggi di negara tersebut dan wilayah sekitarnya. Virus Marburg, yang termasuk dalam keluarga yang sama dengan Ebola, menyebabkan demam berdarah yang sangat menular dengan tingkat kematian yang mencapai hampir 90%.

Menurut laporan AFP, wabah ini telah menyebar di wilayah Kagera, Tanzania. Peringatan ini disampaikan hanya beberapa minggu setelah WHO menyatakan berakhirnya wabah Marburg di Rwanda, negara tetangga, yang menyebabkan 15 orang meninggal dunia.

Situasi Terbaru di Tanzania

WHO melaporkan bahwa hingga saat ini, terdapat sembilan kasus yang teridentifikasi, di mana delapan di antaranya telah meninggal dunia. Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam unggahannya di media sosial X, mengatakan bahwa jumlah kasus diperkirakan akan bertambah dalam beberapa hari ke depan seiring dengan peningkatan pengawasan terhadap penyakit ini.

"WHO telah memberikan bantuan penuh kepada pemerintah Tanzania serta masyarakat yang terdampak," ujar Tedros.

Wabah Marburg pertama kali melanda wilayah Kagera pada Maret 2023. Wabah tersebut berlangsung hampir dua bulan, dengan total sembilan kasus dan enam kematian. Wilayah ini diketahui memiliki kelelawar buah sebagai sumber zoonosis virus Marburg, yang endemik di daerah tersebut.

Ancaman Tingkat Nasional dan Regional

WHO menilai bahwa risiko penyebaran virus ini di tingkat nasional cukup tinggi. Faktor yang mendasarinya termasuk tingkat kematian yang mencapai 89%, ketidakjelasan sumber wabah saat ini, dan laporan kasus dari dua distrik yang menunjukkan adanya penyebaran geografis.

Organisasi ini juga menggarisbawahi bahwa deteksi dan isolasi kasus yang tertunda, ditambah dengan pelacakan kontak yang belum sepenuhnya terorganisir, mengindikasikan kurangnya informasi komprehensif terkait wabah tersebut.

Di tingkat regional, risiko penyebaran juga dinilai tinggi. Hal ini disebabkan lokasi strategis Kagera sebagai pusat transit dengan mobilitas penduduk yang signifikan menuju negara-negara tetangga seperti Rwanda, Uganda, Burundi, dan Republik Demokratik Kongo. Beberapa kasus diduga terjadi di distrik-distrik yang berdekatan dengan perbatasan internasional.

Tedros menyampaikan bahwa negara-negara tetangga perlu meningkatkan kewaspadaan dan bersiap untuk mengelola kemungkinan kasus-kasus baru. Namun, ia menambahkan bahwa saat ini tidak ada rekomendasi untuk memberlakukan pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan Tanzania.

Karakteristik Virus Marburg

Virus Marburg ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pasien yang sudah terinfeksi dan menunjukkan gejala. Hal ini menjadikan penyebaran virus tidak mudah terjadi, namun tetap ada kemungkinan seseorang yang terpapar dapat bepergian dan menyebarkan virus di luar wilayah asalnya.

Dengan tingkat kematian yang tinggi, virus Marburg dapat menyebabkan pendarahan dan kegagalan organ pada pasien. Meskipun risiko global wabah ini dinilai rendah oleh WHO, pengawasan ketat tetap diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Langkah-Langkah Penanganan

WHO telah mengambil sejumlah langkah untuk membantu pemerintah Tanzania mengatasi wabah ini. Langkah-langkah tersebut mencakup peningkatan pengawasan, pelacakan kontak, dan isolasi pasien yang terinfeksi. Selain itu, lembaga ini juga bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk mengidentifikasi sumber wabah dan mencegah penyebarannya ke wilayah lain.

Tedros menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat, terutama di wilayah dengan mobilitas penduduk lintas batas yang tinggi. Ia juga mengingatkan bahwa meskipun risiko global dianggap rendah, setiap potensi penyebaran virus harus diantisipasi dengan serius.

Belajar dari Wabah Sebelumnya

Pengalaman dari wabah sebelumnya di Kagera pada tahun 2023 memberikan pelajaran berharga dalam penanganan virus Marburg. Pada wabah tersebut, sembilan kasus terdeteksi dengan enam di antaranya meninggal dunia. WHO mencatat bahwa sumber zoonosis, seperti kelelawar buah, tetap menjadi tantangan utama dalam mengendalikan wabah ini.

Kerja sama antarnegara sangat penting untuk meminimalkan risiko penyebaran lintas batas. Negara-negara tetangga Tanzania, seperti Rwanda dan Uganda, telah meningkatkan kesiapsiagaan mereka untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus.

Mengurangi Risiko Penyebaran

Meskipun virus Marburg tidak mudah menyebar, tindakan pencegahan tetap penting. WHO merekomendasikan langkah-langkah berikut:


Menghindari Kontak dengan Cairan Tubuh Pasien: Virus ini hanya menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pasien yang menunjukkan gejala.
Mengurangi Interaksi dengan Kelelawar Buah: Karena kelelawar buah merupakan sumber utama virus, masyarakat dianjurkan untuk menghindari kontak langsung dengan hewan ini.
Meningkatkan Pengawasan dan Pelaporan Kasus: Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Memperkuat Sistem Kesehatan Lokal: Penanganan yang cepat dan tepat terhadap pasien dapat menurunkan tingkat kematian.


Peran Masyarakat dan Pemerintah

Pemerintah Tanzania bekerja sama dengan WHO dan berbagai organisasi kesehatan internasional untuk menangani wabah ini. Namun, keterlibatan masyarakat juga sangat penting. Edukasi tentang gejala virus Marburg, cara penularannya, dan langkah pencegahan harus ditingkatkan untuk mengurangi risiko penyebaran.

Sementara itu, pemerintah juga harus memastikan ketersediaan fasilitas medis yang memadai untuk menangani pasien yang terinfeksi. Pelatihan bagi tenaga medis dalam menangani penyakit menular seperti Marburg juga perlu ditingkatkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved