Viral Minyak Babi di Rumah Makan Terkenal: Benarkah Bikin Makanan Lebih Enak? Ini Fakta dan Ciri-Cirinya!
Tanggal: 4 Jun 2025 10:22 wib.
Publik tengah dihebohkan dengan kabar viral mengenai sebuah rumah makan yang diketahui menggunakan minyak babi dalam proses memasaknya. Kasus ini memicu pro-kontra, khususnya di kalangan masyarakat Indonesia yang mayoritas menghindari konsumsi produk non-halal. Polemik ini mencuat setelah warung Ayam Goreng Widuran di Solo, Jawa Tengah, diketahui menggunakan minyak babi untuk menggoreng kremesan ayam, yang membuat rumah makan tersebut tidak halal.
Meski begitu, banyak pelanggan mengaku makanan di tempat tersebut memiliki rasa yang lebih enak dan tekstur yang lebih garing. Fenomena ini membuat publik bertanya-tanya: apa sebenarnya minyak babi itu dan kenapa rasanya bisa membuat makanan lebih lezat?
Apa Itu Minyak Babi?
Minyak babi, yang juga dikenal dengan istilah lard, merupakan lemak murni yang diekstrak dari tubuh babi, umumnya dari bagian perut, bokong, dan bahu. Proses pengolahannya membuat lemak ini meleleh menjadi minyak, lalu biasanya disimpan dalam bentuk padat berwarna putih krem. Informasi ini dikutip dari The Spruce Eats, situs kuliner yang banyak dijadikan rujukan oleh para profesional.
Dikutip dari detikFood, penggunaan minyak babi sejatinya sudah umum dalam dunia kuliner global, terutama dalam masakan Cina, Meksiko, hingga Eropa Timur. Di beberapa negara, minyak babi bahkan dianggap sebagai bahan rahasia di balik rasa masakan yang otentik dan menggugah selera.
Karakteristik Minyak Babi dalam Masakan
Yang menarik, minyak babi punya rasa netral dan tidak berbau. Namun, hal ini tergantung pada proses rendering atau pemanasan lemak babi untuk mengubahnya menjadi minyak. Pada versi olahan yang lebih bersih dan profesional, minyak babi bahkan tidak memiliki rasa sama sekali, sehingga tidak mencolok saat digunakan dalam berbagai jenis masakan.
Namun, ciri-ciri makanan yang dimasak dengan minyak babi tetap bisa dikenali melalui tekstur, aroma, dan tampilannya. Berikut beberapa karakteristik makanan yang umumnya dimasak menggunakan minyak babi:
1. Tekstur Lebih Renyah dan Garing
Minyak babi memiliki titik asap (smoke point) yang tinggi, membuatnya ideal untuk proses menggoreng dalam suhu tinggi. Hasilnya? Makanan yang digoreng menggunakan minyak ini akan memiliki tekstur yang lebih renyah, kering di luar, dan juicy di dalam. Ini juga yang membuat kremesan ayam di Ayam Goreng Widuran disebut-sebut sangat crispy dan berbeda dari tempat lain.
2. Aroma Khas Daging
Makanan yang menggunakan minyak babi biasanya punya aroma yang khas, meskipun lembut. Beberapa orang menyebut aromanya mirip daging sapi atau memiliki nuansa gurih yang lebih dalam. Bagi yang tidak terbiasa, aroma ini mungkin terasa unik, sementara bagi pecinta kuliner, ini justru menjadi nilai tambah yang memperkaya rasa masakan.
3. Tampilan Bersisik atau Berlapis
Ciri lain yang bisa dikenali adalah tekstur makanan yang bersisik atau berlapis, terutama untuk makanan yang dipanggang seperti pastry atau pie. Minyak babi menghasilkan adonan yang ringan, flaky, dan bertekstur lembut—berbeda dengan mentega atau margarin.
Selain itu, makanan terlihat sedikit berminyak, namun tidak seperti minyak goreng biasa. Hal ini tentu bergantung pada jumlah minyak yang digunakan dalam proses memasak. Biasanya, rumah makan yang menggunakan minyak babi dalam jumlah pas akan menghasilkan makanan yang tampak menggoda, tanpa terlalu banyak minyak yang menempel.
Polemik Penggunaan Minyak Babi: Antara Cita Rasa dan Etika Konsumen
Meski secara kuliner minyak babi punya banyak keunggulan, isu utama dalam kasus ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga transparansi dan etika bisnis. Banyak konsumen merasa kecewa karena tidak diberi informasi sejak awal bahwa makanan yang mereka konsumsi mengandung bahan non-halal. Hal ini memicu keresahan, terutama bagi umat Muslim yang memiliki batasan dalam konsumsi makanan.
Penggunaan bahan yang tidak halal tanpa pemberitahuan jelas bisa menimbulkan masalah kepercayaan konsumen, bahkan berpotensi menimbulkan dampak hukum bila tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, pelaku usaha kuliner sangat disarankan menyampaikan komposisi bahan secara transparan, agar pelanggan bisa memilih berdasarkan informasi yang jujur.
Kenapa Banyak Orang Tetap Menyukai Makanan dengan Minyak Babi?
Fakta menariknya, meski kontroversial, banyak pelanggan justru merasa bahwa penggunaan minyak babi membuat makanan jauh lebih enak dan gurih. Hal ini didukung oleh pengalaman banyak chef profesional yang menyatakan bahwa lard memberikan hasil masakan yang lebih stabil, lebih lembut, dan kaya rasa dibandingkan minyak nabati biasa.
Namun demikian, hal ini tetap menjadi pilihan pribadi. Dalam konteks Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kehalalan makanan adalah aspek penting. Oleh karena itu, kejelasan informasi mengenai bahan yang digunakan menjadi tanggung jawab moral sekaligus bisnis bagi pemilik usaha.