Tumbuh Dewasa di Lingkungan Perokok Sebabkan Kerusakan Arteri Pada Perokok Pasif Anak-anak
Tanggal: 28 Mei 2018 11:45 wib.
Anak-anak yang menjadi perokok pasif mengalami kerusakan pada pembuluh arteri mereka. Penuaan dini terjadi pada pembuluh darah mereka, penuaan terjadi hingga lebih dari tiga tahun.
Kerusakan yang terjadi yaitu berupa penebalan dinding pembuluh darah. Akibat penebalan itu, risiko serangan jantung dan stroke di kehidupan anak tersebut pun meningkat. Hasil penelitian itu dimuat secara lengkap dalam the European Heart Journal.
Dalam penelitian tersebut, peneliti mengamati 2.000 anak dalam rentang usia 3 hingga 18 tahun. Berdasarkan penelitian, mereka menemukan kerusakan yang terjadi pada pembuluh arteri disebabkan kedua orangtua anak-anak tersebut merokok. Para peneliti mengatakan tidak ada tingkatan 'aman' dari terpaan perokok pasif.
Penelitian yang dilakukan terhadap anak-anak di Finlandia dan Australia menunjukkan efek terhadap fisik anak ketika tumbuh dewasa di lingkungan perokok.
Melalui alat pemindai USG (ultrasound) terlihat terjadinya perubahan dinding pembuluh utama arteri pada anak yang kedua orangtuanya perokok. Perubahan itu terjadi pada pembuluh arteri di leher hingga ke kepala. Perubahan tersebut nyata dan terdeteksi dalam 20 tahun ke depan ketika anak-anak itu dewasa, kata para peneliti.
Peneliti utama Dr Seana Gall, dari University of Tasmania, mengatakan, "Penelitian kami ini menunjukkan terpaan rokok terhadap perokok pasif pada anak-anak ternyata langsung mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah arteri."
"Orangtua, atau calon orangtua, mestinya berhenti merokok. Sikap itu tidak hanya demi kesehatan mereka sendiri, tapi juga untuk melindungi kesehatan anak-anak di masa mendatang."
Dari penelitian itu juga terungkap faktor lain yang mungkin berakibat terhadap anak-anak tersebut, seperti keinginan anak-anak itu untuk menjadi perokok pula.
Berdasarkan penelitian juga diketahui, bila hanya salah seorang saja dari kedua orangtua yang merokok, efek yang ditirnbulkan tidak terlihat jelas. Hal itu mungkin terjadi karena terpaan asap rokok terhadap anak tidak terlalu tinggi.