Sumber foto: iStock

Tiba-Tiba Meninggal Padahal Terlihat Sehat? Waspadai Kardiomiopati, Silent Killer yang Tak Terduga

Tanggal: 25 Jun 2025 09:16 wib.
Kematian mendadak sering kali datang tanpa peringatan. Bagi banyak orang, ini adalah mimpi buruk yang tak ingin dibayangkan, apalagi ketika terjadi pada individu yang tampaknya sehat dan bugar. Banyak kasus seperti ini ternyata berkaitan erat dengan gangguan jantung, khususnya kelainan otot jantung yang disebut kardiomiopati.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sebagian besar kejadian kematian mendadak disebabkan oleh penyakit jantung bawaan yang sulit terdeteksi karena seringkali tidak menimbulkan gejala sama sekali. Fakta mengejutkan lainnya, kondisi ini bahkan banyak terjadi pada usia muda di bawah 35 tahun, terutama di kalangan pria. Pada kelompok atlet, tercatat insiden kematian mendadak ini mencapai angka 1 dari 50.000 hingga 80.000 orang per tahun.

Apa Itu Kardiomiopati?

Kardiomiopati merupakan salah satu gangguan serius pada jantung, yang terjadi akibat kelainan pada struktur atau fungsi otot jantung. Meskipun namanya belum sepopuler serangan jantung atau gagal jantung, kondisi ini tidak kalah berbahaya karena bisa menyebabkan henti jantung secara tiba-tiba bahkan pada orang yang sebelumnya terlihat sehat.

Menurut penjelasan Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi dari Novena Heart Centre, Singapura, kardiomiopati sering kali menyerang sejak masa kanak-kanak atau remaja. Ia menjelaskan bahwa gangguan ini termasuk dalam kelompok penyakit otot jantung yang bisa menghambat fungsi pompa jantung.

“Kardiomiopati adalah kondisi kelainan otot jantung yang memengaruhi cara jantung memompa darah. Gangguan ini bisa menjadi penyebab utama kematian mendadak, terutama pada orang yang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya,” ujar Dr. Tang dalam sebuah media gathering di Jakarta.

Jenis-Jenis Kardiomiopati

Kardiomiopati bukan satu penyakit tunggal, melainkan terdiri dari beberapa jenis berdasarkan bentuk dan penyebab kelainan otot jantung. Berikut adalah tiga jenis utama:



Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM)
Ditandai dengan penebalan otot jantung, terutama di bagian ventrikel kiri. Kondisi ini bisa mengganggu aliran darah keluar dari jantung dan menyebabkan irama jantung tidak normal.


Dilated Cardiomyopathy (DCM)
Pada jenis ini, ruang jantung mengalami pelebaran dan otot jantung melemah, sehingga kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang drastis.


Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC)
Jenis ini terjadi ketika otot jantung digantikan oleh jaringan lemak atau jaringan parut, khususnya di ventrikel kanan. Hal ini bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang fatal.



Gejala yang Sering Diabaikan

Salah satu alasan mengapa kardiomiopati sangat berbahaya adalah karena banyak penderitanya tidak mengalami gejala sama sekali hingga kondisi sudah sangat parah. Namun, beberapa tanda berikut perlu diwaspadai:



Detak jantung tidak teratur


Pingsan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba


Nyeri dada


Kelelahan ekstrem tanpa sebab jelas


Perut terasa penuh atau kembung


Pembengkakan pada kaki atau pergelangan


Pusing yang berulang



“Banyak dari pasien kami tampak sehat dan aktif, namun datang dengan keluhan mendadak seperti pingsan, detak jantung yang cepat, atau kelelahan berkepanjangan,” kata Dr. Tang. Ia juga menekankan bahwa evaluasi medis secara berkala sangat penting untuk mendeteksi kondisi ini sejak dini.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Kardiomiopati?

Karena gejala kardiomiopati kerap samar, pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

Beberapa prosedur diagnostik yang disarankan meliputi:



Elektrokardiogram (EKG): untuk mengukur aktivitas listrik jantung.


Ekokardiogram: pemeriksaan ultrasonografi jantung untuk menilai struktur dan fungsi otot jantung.


MRI Jantung: memberikan gambaran yang lebih detail mengenai jaringan jantung.



Semua tes ini sangat membantu dokter dalam mengenali jenis dan tingkat keparahan kardiomiopati.

Pengobatan Kardiomiopati: Bisa Disesuaikan dengan Kondisi Pasien

Penanganan kardiomiopati akan berbeda-beda tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Tujuan utamanya adalah mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan memperlambat perkembangan penyakit.

Langkah pengobatan dapat meliputi:



Obat-obatan: seperti beta-blocker, ACE inhibitor, atau obat antiaritmia untuk menstabilkan denyut jantung dan mengurangi tekanan kerja jantung.


Alat pacu jantung (pacemaker): dipasang untuk membantu irama jantung tetap stabil.


Operasi jantung: dilakukan jika kondisi tidak merespons obat-obatan, atau jika pasien memiliki risiko tinggi terhadap henti jantung mendadak.



Pasien juga disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti mengurangi konsumsi garam, tidak merokok, dan menghindari stres berlebihan, serta melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur sesuai saran dokter.

Kesimpulan: Jangan Abaikan Gejala Jantung Meskipun Kecil

Kardiomiopati adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian mendadak, terutama pada individu muda yang terlihat sehat. Karena kerap datang tanpa gejala, kesadaran dan deteksi dini menjadi kunci pencegahan.

Pemeriksaan kesehatan rutin dan pemahaman akan gejala awal bisa menyelamatkan nyawa. Jika Anda atau keluarga memiliki riwayat penyakit jantung, segera lakukan pemeriksaan menyeluruh. Jangan menunggu gejala menjadi parah, karena lebih baik mencegah daripada menyesal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved