Ternyata, Cara Masak Daging Kambing Bisa Pengaruhi Kolesterol! Ini Rahasia Mengolah Daging Kurban agar Tetap Sehat
Tanggal: 8 Jun 2025 14:44 wib.
Setiap Hari Raya Iduladha, kambing menjadi salah satu hewan kurban yang paling banyak dipilih masyarakat. Setelah disembelih, daging kambing pun didistribusikan oleh panitia kurban kepada warga sekitar sebagai bentuk ibadah sekaligus berbagi kebahagiaan. Meski banyak yang menyukai cita rasa khas daging kambing, tak sedikit juga yang khawatir terhadap dampaknya bagi kesehatan, khususnya kadar kolesterol.
Banyak orang mengira daging kambing jauh lebih berisiko meningkatkan kolesterol dibandingkan daging sapi. Namun, fakta ilmiah justru menunjukkan bahwa kandungan kolesterol keduanya hampir seimbang. Dalam setiap 100 gram daging sapi terdapat sekitar 90 mg kolesterol, sementara daging kambing mengandung sekitar 97 mg kolesterol. Jadi, perbedaannya sangat tipis.
Namun, yang perlu dicermati adalah bahwa baik daging kambing maupun sapi termasuk dalam kelompok daging merah. Daging merah dikenal tinggi lemak jenuh, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat memicu peningkatan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Oleh karena itu, cara pengolahan daging kambing menjadi kunci utama agar tetap bisa menikmatinya tanpa mengorbankan kesehatan.
Mengurangi Lemak Jenuh dari Daging Kambing: Ini Caranya
Jika kamu ingin menikmati olahan daging kambing namun tetap menjaga kadar kolesterol, ada beberapa strategi sederhana namun efektif yang bisa diterapkan saat memasaknya:
Pilih Bagian Daging Tanpa Lemak
Bagian paha dan pinggang kambing umumnya memiliki kadar lemak lebih rendah dibandingkan bagian lain. Prioritaskan bagian-bagian ini jika kamu sedang mengurangi asupan lemak jenuh.
Bersihkan Lemak yang Terlihat
Sebelum dimasak, perhatikan serat daging dan potong bagian lemak putih yang terlihat. Lemak inilah yang menjadi salah satu sumber utama kolesterol tinggi.
Gunakan Metode Panggang
Memanggang daging di atas pemanggang memungkinkan lemak mencair dan menetes keluar dari daging. Ini sangat membantu mengurangi jumlah lemak yang kamu konsumsi, sekaligus menjaga tekstur dan rasa daging tetap lezat.
Meskipun metode panggang sudah dianggap lebih sehat dibandingkan menggoreng atau menumis, ada satu teknik memasak yang ternyata jauh lebih unggul dalam menjaga kualitas gizi dan menekan pembentukan senyawa berbahaya, yaitu metode sous vide.
Sous Vide: Teknik Memasak Rendah Kolesterol yang Belum Banyak Diketahui
Sous vide adalah teknik memasak modern yang menggunakan suhu rendah dalam waktu yang lama. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis yang berarti “di bawah vakum.” Prosesnya dilakukan dengan cara memasukkan daging ke dalam plastik tahan panas atau toples kaca, kemudian merendamnya dalam air panas bersuhu stabil—biasanya sekitar 55–65 derajat Celsius. Durasi memasaknya bisa berkisar dari 1 jam hingga lebih dari 7 jam, tergantung jenis dan ukuran daging.
Lalu, apa keuntungan dari metode ini?
Sebuah studi tahun 2021 membandingkan metode sous vide dengan teknik memanggang dalam mengolah daging kambing. Hasilnya mengejutkan! Selain membuat daging tetap lembut dan juicy, sous vide terbukti mampu mengurangi pembentukan senyawa oksidasi kolesterol dan lipid. Senyawa-senyawa ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dengan kata lain, sous vide tidak hanya mempertahankan cita rasa dan tekstur daging, tetapi juga menjaga kandungan gizinya tetap optimal tanpa menghasilkan zat-zat berbahaya yang biasanya muncul akibat suhu tinggi.
Apa Risiko Konsumsi Daging Kambing Berlebihan?
Mengonsumsi daging kambing dalam jumlah wajar tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti, terutama jika kamu dalam kondisi tubuh sehat dan tidak memiliki riwayat kolesterol tinggi. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan—terutama dengan cara pengolahan yang tidak tepat—daging kambing bisa memicu:
Peningkatan kolesterol LDL (jahat)
Risiko penyakit jantung
Tekanan darah tinggi
Gangguan pencernaan, terutama jika dimasak dengan terlalu banyak bumbu atau lemak
Maka dari itu, selain memilih bagian daging yang tepat dan metode memasak yang sehat, penting juga untuk mengatur porsi konsumsi. Kombinasikan juga dengan sayuran dan buah-buahan agar asupan serat bisa membantu menetralkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Etika Konsumsi dan Distribusi Daging Kurban
Sebagai bagian dari ibadah, daging kurban tidak hanya dinikmati oleh keluarga sendiri, tapi juga dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam hal ini, penting bagi panitia kurban untuk memastikan distribusi daging dilakukan secara adil dan sesuai syariat. Terdapat tiga golongan utama yang berhak menerima daging kurban, yaitu:
Orang yang berkurban dan keluarganya
Kaum fakir miskin
Tetangga dan kerabat
Dengan pembagian yang tepat, keberkahan kurban tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh komunitas secara keseluruhan. Dan jika masyarakat memahami cara memasak yang sehat, maka manfaat dari ibadah kurban bisa menjadi sumber kesehatan dan kebahagiaan yang lebih luas.