Terlalu Manis Berujung Tragis, Konsumsi Gula Indonesia Lampaui Batas Aman!
Tanggal: 12 Mei 2025 22:41 wib.
Tampang.com | Minuman boba, kopi susu kekinian, camilan manis, dan makanan olahan tinggi gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat urban Indonesia. Akibatnya, konsumsi gula masyarakat Indonesia kini jauh melampaui rekomendasi harian yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO menyarankan konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 25 gram per hari (setara 6 sendok teh). Namun riset dari Litbangkes Kemenkes 2024 menunjukkan rata-rata konsumsi gula masyarakat Indonesia mencapai 55–60 gram per hari—lebih dari dua kali lipat batas aman.
“Setiap gelas kopi kekinian bisa mengandung 20–30 gram gula. Belum ditambah dari nasi, saus, dan camilan. Pola makan kita sangat manis dan sangat berisiko,” ujar dr. Hening Sari, ahli gizi dari PERSAGI.
Dampak Serius dari Gula Berlebih
Beberapa konsekuensi langsung dari konsumsi gula yang tidak terkontrol antara lain:
Peningkatan kasus diabetes tipe 2, bahkan di usia 20-an
Gangguan metabolisme dan obesitas sentral
Risiko penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah
Masalah kesehatan gigi dan penuaan dini
Ketergantungan rasa manis dan gangguan mood
“Gula memberi efek adiktif. Semakin sering dikonsumsi, tubuh makin sulit mengontrol rasa lapar dan keinginan ngemil,” tambah dr. Hening.
Label Gizi Sering Diabaikan
Ironisnya, banyak konsumen tidak memperhatikan informasi gizi dalam kemasan. Padahal, makanan ringan yang diklaim ‘rendah lemak’ seringkali tinggi gula.
“Kita masih kurang sadar membaca label. Banyak minuman dan makanan anak-anak mengandung gula sangat tinggi, tapi tidak diawasi,” jelasnya lagi.
Solusi: Reformasi Pola Konsumsi dan Edukasi Publik
Untuk menahan laju epidemi gula, para ahli menyerukan:
Edukasi masif tentang membaca label gizi dan bahaya konsumsi gula berlebih
Batasan promosi makanan tinggi gula kepada anak-anak
Pajak gula atau cukai minuman manis untuk membatasi konsumsi
Perluasan program makan sehat dan substitusi pemanis alami
Kampanye perubahan gaya hidup: minum air putih lebih banyak, hindari camilan manis
“Kalau kita terus mengabaikan konsumsi gula, biaya kesehatan akibat diabetes dan komplikasinya akan jadi beban besar negara,” tutup dr. Hening.