Tenggorokan Serasa Ditusuk Kaca? Kenali Varian Covid-19 Nimbus NB.1.8.1 yang Picu Lonjakan Global
Tanggal: 28 Jun 2025 09:20 wib.
Di tengah menurunnya kewaspadaan global terhadap Covid-19, muncul varian baru bernama Nimbus atau NB.1.8.1 yang kini menyebar cepat ke berbagai belahan dunia. Varian ini tengah menjadi sorotan karena memicu lonjakan kasus yang signifikan di negara-negara seperti Tiongkok, Singapura, dan Hong Kong. Bahkan, Amerika Serikat kini turut mencatat penyebaran cepat varian ini, menempatkannya sebagai salah satu varian dominan dalam beberapa pekan terakhir.
Mengutip laporan Forbes, gejala Covid-19 varian Nimbus secara umum masih menyerupai infeksi Covid sebelumnya. Namun ada satu keluhan khas yang kerap dilaporkan oleh penderitanya—rasa nyeri di tenggorokan yang sangat tajam dan menusuk. Beberapa dokter menggambarkannya seperti "tenggorokan disayat silet" atau razor blade throat, istilah informal yang kini mulai populer di kalangan tenaga kesehatan.
Karakteristik Gejala Varian NB.1.8.1
Gejala khas dari varian ini terutama terfokus pada rasa sakit luar biasa saat menelan, umumnya terasa di bagian belakang tenggorokan. Meski faringitis (radang faring) bisa dipicu oleh berbagai hal, lonjakan kasus dengan keluhan tersebut di negara-negara yang terkena dampak menunjukkan adanya pola yang mengarah pada infeksi SARS-CoV-2 varian NB.1.8.1.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan varian ini sebagai varian yang sedang dipantau per tanggal 23 Mei lalu. Ini berarti WHO menganggapnya memiliki potensi untuk berkembang menjadi varian yang lebih serius, mengingat mutasi signifikan pada protein spike serta tingkat penularannya yang relatif tinggi.
Di Amerika Serikat, data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa selama pekan yang berakhir pada 7 Juni 2025, varian NB.1.8.1 terdeteksi dalam sekitar 37% sampel Covid-19 yang dikumpulkan. Angka ini hanya terpaut sedikit dari varian dominan lainnya, yakni LP.8.1, yang menunjukkan bahwa Nimbus kini menjadi salah satu varian yang paling cepat menyebar.
Mengapa Sakit Tenggorokan Bisa Begitu Parah?
Sakit tenggorokan yang ekstrem bukanlah gejala baru dalam kasus infeksi saluran pernapasan atas. Faring—saluran otot yang menghubungkan mulut dan hidung ke kerongkongan—adalah bagian yang sering teriritasi saat infeksi terjadi. Namun dalam kasus varian Nimbus, rasa sakit tersebut digambarkan lebih menusuk dan menyiksa dari biasanya.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua sakit tenggorokan berarti infeksi Covid-19, apalagi varian Nimbus. Faringitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri lain, alergi, paparan makanan sangat panas atau pedas, bahkan sekadar kebiasaan tidur dengan mulut terbuka yang menyebabkan kekeringan di area faring.
Bahkan, dalam beberapa kasus, faringitis kronis bisa menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih serius seperti pertumbuhan jaringan abnormal atau tumor. Oleh sebab itu, gejala nyeri hebat pada tenggorokan tidak boleh diabaikan—terutama jika berlangsung lebih dari 5–7 hari.
Pemeriksaan Medis Tetap Kunci
Untuk memastikan apakah gejala tersebut disebabkan oleh Covid-19 varian Nimbus atau faktor lain, evaluasi medis menyeluruh sangat disarankan. Prosedur umumnya melibatkan pemeriksaan fisik terhadap tenggorokan, telinga, dan lidah, serta pengambilan sampel dari bagian belakang tenggorokan untuk diuji di laboratorium.
Sampel tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan patogen spesifik seperti virus SARS-CoV-2 atau bakteri penyebab radang tenggorokan (strep throat). Diagnosis yang akurat akan membantu menentukan penanganan yang tepat, terutama jika gejalanya disertai demam tinggi, batuk parah, atau sesak napas.
Pentingnya Tetap Waspada
Meski dunia mulai menjalani kehidupan normal pasca pandemi, kemunculan varian-varian baru seperti Nimbus menunjukkan bahwa Covid-19 belum sepenuhnya usai. Masyarakat disarankan untuk tetap menerapkan langkah pencegahan dasar seperti mencuci tangan, menggunakan masker saat sakit, serta tidak menunda konsultasi medis saat gejala yang tidak biasa muncul.
Pemerintah dan otoritas kesehatan di berbagai negara kini tengah memantau perkembangan varian ini secara ketat. Kampanye vaksinasi booster serta peningkatan kapasitas deteksi dini juga kembali digencarkan di beberapa wilayah untuk mencegah lonjakan besar seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Varian Covid-19 NB.1.8.1 atau Nimbus menjadi bukti bahwa virus ini terus berevolusi. Meski sebagian besar gejalanya mirip dengan varian sebelumnya, nyeri tenggorokan yang sangat tajam menjadi penanda khas yang banyak dilaporkan. Tanpa pemeriksaan laboratorium, tidak ada cara pasti untuk membedakan sakit tenggorokan akibat Covid dari penyebab lainnya. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah tetap waspada, mengenali gejala, dan segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional jika mengalami kondisi tidak biasa.