Sumber foto: Google

Telemedisin Kian Populer, Apakah Konsultasi Kesehatan Digital Efektif untuk Semua Orang?

Tanggal: 9 Mei 2025 06:33 wib.
Tampang.com | Sejak pandemi COVID-19, layanan telemedisin menjadi pilihan utama bagi banyak masyarakat Indonesia untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa harus keluar rumah. Lewat aplikasi, cukup dari ponsel, pengguna bisa berbicara langsung dengan tenaga medis. Tapi apakah cara ini benar-benar efektif dan inklusif?

Lonjakan Pengguna Telemedisin Pasca Pandemi
Menurut laporan Kementerian Kesehatan, penggunaan aplikasi layanan medis online seperti Halodoc, Alodokter, dan SehatQ meningkat lebih dari 200% pada 2020–2023. Tren ini terus berlanjut seiring meningkatnya gaya hidup digital.

“Telemedisin memberi kemudahan luar biasa, terutama bagi pasien yang tinggal di kota besar dan memiliki mobilitas tinggi,” ujar dr. Rizal Hermawan, dokter telemedisin di salah satu platform nasional.

Akses Cepat, Tapi Tidak Selalu Merata
Meski praktis, layanan ini belum menjangkau semua kalangan secara merata. Masyarakat di daerah terpencil, yang memiliki akses internet terbatas atau kesulitan menggunakan teknologi, masih tertinggal.

“Banyak lansia dan masyarakat pedesaan yang tidak terbiasa dengan aplikasi, apalagi video call medis. Di sinilah celah digital divide terjadi,” tambah dr. Rizal.

Apakah Konsultasi Virtual Sama Efektifnya dengan Tatap Muka?
Untuk keluhan ringan seperti flu, alergi, atau masalah kulit, telemedisin dinilai cukup efektif. Namun untuk kasus yang membutuhkan pemeriksaan fisik mendalam, layanan ini tentu punya keterbatasan.

“Diagnosa lewat layar tetap memiliki batas. Kadang dokter butuh palpasi, tes laboratorium langsung, atau observasi yang lebih menyeluruh,” jelas dr. Rizal.

Keamanan Data dan Etika Privasi Pasien
Kekhawatiran lain adalah soal keamanan data. Banyak pasien belum memahami apakah data medis mereka aman di sistem digital. Beberapa kasus pelanggaran data pribadi sempat mencuat di beberapa platform luar negeri.

“Perlu penguatan regulasi dan edukasi pengguna agar hak privasi dan keamanan data pasien tetap terlindungi,” kata Nurhaliza Putri, peneliti kebijakan kesehatan digital.

Solusi: Kombinasi Online dan Offline
Layanan kesehatan ideal adalah yang adaptif—menggabungkan teknologi digital dengan fasilitas fisik yang memadai. Telemedisin bisa menjadi pelengkap, bukan pengganti total layanan kesehatan konvensional.

“Gabungkan keduanya. Telemedisin untuk kontrol ringan dan konsultasi awal, klinik fisik untuk tindakan lanjutan. Ini bisa menjadi model layanan kesehatan masa depan,” tutup dr. Rizal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved