Teh, Minuman Awet Muda, Pencegah Penyakit Kronis
Tanggal: 29 Mei 2018 15:45 wib.
Dari segi kesehatan ternyata teh mempunyai khasiat yang menakjubkan. Teh, baik teh hitam, teh oolong maupun teh hijau, memiliki efek yang menyehatkan karena mengandung senyawa biokimia yang disebut polifenol (sekitar 9-16 persen), antara lain dalam bentuk flavonoid. Flavonoid, yang juga ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, merupakan komponen antioksidan, yaitu komponen pencegah kerusakan sel yang diduga memberi kontribusi terhadap kejadian lebih dari 50 penyakit.
Teh hijau adalah sumber flavonoid epigallo-catechin gallate (EGCG), teh oolong sumber theaflavin, dan teh hitam sumber thearubigin. EGCG, theaflavin dan quercetin (komponen antioksidan utama teh lainnya) mempunyai aktivitas antioksidan 4-5 kali lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E dan vitamin C yang sudah lebih dulu dikenal sebagai zat antioksidan yang potensial. Jika vitamin E dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan masing-masing 1, maka aktivitas antioksidan EGCG 4,75; theaflavin 4,65; dan quercetin 4,72. Sementara aktivitas antioksidan (gabungan beberapa komponen) teh hijau dan teh hitam masing-masing 3,78 dan 3,49.
Komponen antioksidan teh, baik pada teh hitam maupun teh hijau, diserap dengan cepat oleh tubuh. Aktivitas antioksidan, tepatnya catechin, tertinggi dicapai dalam 2 jam setelah minum teh hijau atau teh hitam sebanyak 6 cangkir (kira-kira 600 ml), dengan konsentrasi 0,55 mmol/L untuk teh hijau dan 0,2 mmol/L untuk teh hitam. Penambahan susu pada teh tidak mempengaruhi banyaknya flavonoid yang dapat diserap darah dan tak mempengaruhi kemampuan antioksidannya.
Banyaknya zat antioksidan kuat yang terdapat dalam teh, membuat teh berpotensi untuk menunda proses penuaan. Dengan kata lain, teh mempunyai potensi sebagai minuman 'awet muda'.