Sumber foto: iStock

Tanda Tak Biasa Kanker Usus Besar: Sering Lapar Bisa Jadi Alarm Bahaya di Tubuh Anda!

Tanggal: 17 Mei 2025 13:02 wib.
Kanker usus besar kini tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut. Fenomena terbaru menunjukkan bahwa penyakit ini makin sering ditemukan pada generasi muda, termasuk generasi milenial dan Gen Z. Sayangnya, banyak kasus yang baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, sehingga peluang untuk sembuh menjadi lebih kecil dan proses pengobatan pun menjadi lebih rumit.

Dikenal juga dengan istilah kanker kolorektal, kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker paling umum di Amerika Serikat. Berdasarkan data dari American Cancer Society, lebih dari 107.000 pria dan wanita terdiagnosis menderita kanker ini setiap tahunnya. Bahkan, penyakit ini kini menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak akibat kanker.

Apa Penyebab Kanker Usus Besar?

Mengutip dari Health Digest, siapa pun bisa terkena kanker usus besar, bahkan mereka yang tidak memiliki faktor risiko besar. Ada beberapa penyebab yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker kolorektal, seperti:



Faktor genetik atau riwayat kanker dalam keluarga


Kebiasaan hidup tidak sehat seperti kurang berolahraga


Kondisi medis pada sistem pencernaan (gastrointestinal)


Konsumsi makanan tinggi lemak, makanan olahan, serta kurang serat


Merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan


Usia yang semakin bertambah



Meski demikian, tidak semua pasien kanker usus besar menunjukkan gejala sejak awal. Justru, penyakit ini sering kali berkembang diam-diam dan menimbulkan keluhan hanya ketika sudah cukup parah.

Sering Lapar Bisa Jadi Gejala Awal

Salah satu gejala yang sering kali tidak dianggap serius oleh banyak orang adalah rasa lapar yang tidak biasa. Penderita kanker usus besar kerap mengalami kehilangan darah secara perlahan akibat pendarahan di saluran pencernaan. Kehilangan darah ini menyebabkan tubuh kekurangan zat besi dan nutrisi penting lainnya, yang kemudian memicu kondisi yang disebut anemia.

Ketika tubuh mengalami anemia, secara otomatis akan muncul keinginan untuk mengganti kekurangan zat gizi tersebut. Namun, cara tubuh meresponsnya sering kali tidak terduga. Salah satunya adalah munculnya dorongan makan yang sangat kuat atau keinginan ngemil berlebihan, bahkan terhadap makanan atau benda yang biasanya tidak dikonsumsi.

Kondisi ini dikenal sebagai pica, yaitu gangguan makan yang membuat seseorang ingin mengonsumsi hal-hal yang tidak lazim seperti tepung mentah, es batu, atau bahkan tanah. Dalam tinjauan ilmiah tahun 2023 yang dimuat di jurnal Cureus, ditemukan hubungan erat antara anemia dan kebiasaan pica.

Penjelasan Medis Tentang Pica dan Kanker Usus

Menurut Dr. Amar Kelker, dalam wawancara dengan American Medical Association (AMA), pica adalah bentuk reaksi mendesak tubuh terhadap kekurangan zat besi. Tubuh yang mengalami anemia akan berusaha “meminta” zat besi melalui dorongan makan yang intens.

"Pada dasarnya, tubuh Anda mencoba memenuhi kebutuhan akan zat besi. Namun, karena tidak tahu caranya secara tepat, Anda malah jadi ingin makan sesuatu yang tidak biasa. Kadang, ini bisa berupa keinginan kuat terhadap makanan tertentu, seperti pati," ujar Dr. Kelker.

Gejala ini sering kali diabaikan karena dianggap hanya sebagai kebiasaan ngemil atau lapar mata. Padahal, pada sebagian besar kasus, pica bisa menjadi indikator adanya anemia serius yang berpotensi berasal dari kanker usus besar.

Kenali Gejala Lain yang Menyertai

Selain rasa lapar yang tidak biasa, kanker usus besar juga dapat menimbulkan gejala lain yang perlu diwaspadai, antara lain:



Perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berlangsung lebih dari beberapa hari


Nyeri perut atau kram yang tak kunjung reda


Feses berdarah atau berwarna hitam


Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas


Kelelahan ekstrem



Namun, perlu diingat bahwa sebagian penderita kanker usus besar bisa saja tidak mengalami gejala apa pun sampai penyakitnya berkembang cukup jauh. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko.

Pentingnya Deteksi Dini

Deteksi dini menjadi kunci penting dalam menangani kanker usus besar. Semakin cepat penyakit ini ditemukan, semakin besar pula peluang untuk sembuh. Tes skrining seperti kolonoskopi direkomendasikan bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.

Bagi anak muda, tidak ada salahnya untuk mulai peduli pada kesehatan pencernaan sejak dini. Hindari makanan olahan berlebihan, perbanyak konsumsi sayur dan buah, serta biasakan gaya hidup aktif dan sehat.

Jika Anda merasa sering lapar tanpa alasan jelas, terlebih jika disertai kelelahan dan gejala pencernaan lain, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Mungkin saja tubuh Anda sedang memberi sinyal bahwa ada masalah serius di dalam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved