Tak Disangka! Permen Karet Bisa Lepaskan Ratusan Mikroplastik ke Tubuh Setiap Kali Dikunyah
Tanggal: 28 Jun 2025 09:35 wib.
Permen karet selama ini dikenal sebagai camilan ringan yang menyegarkan nafas dan sering dianggap aman dikonsumsi sehari-hari. Namun, sebuah penelitian terbaru dari University of California, Los Angeles (UCLA) justru mengungkap fakta mengejutkan: mengunyah permen karet dapat melepaskan ratusan hingga ribuan partikel mikroplastik ke dalam tubuh manusia—bahkan pada permen karet yang diklaim alami.
Penemuan ini dipresentasikan dalam pertemuan American Chemical Society (ACS) 2025 yang digelar di San Diego, dan langsung memicu perhatian banyak pihak, terutama mereka yang peduli terhadap keamanan konsumsi sehari-hari.
Permen Karet dan Polimer Mirip Plastik
Menurut Sanjay Mohanty, Associate Professor di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan di UCLA, mikroplastik terbentuk dari degradasi produk plastik yang sering kita gunakan, seperti botol minum atau wadah makanan. Mikroplastik merupakan partikel kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang dan kini mulai ditemukan dalam berbagai produk konsumsi.
Dalam konteks permen karet, bahan utamanya adalah gum base atau karet dasar yang dicampur dengan perasa dan pemanis. Bagian karet dasar inilah yang menjadikan permen karet kenyal dan tidak larut saat dikunyah. "Komponen tersebut adalah polimer, mirip seperti bahan plastik," jelas Mohanty, dikutip dari Fox News Digital.
Penelitian: Mikroplastik Tersembunyi di Balik Rasa Manis
Tim peneliti dari UCLA menguji 10 merek permen karet yang beredar luas di pasar, terdiri dari lima produk berbasis bahan sintetis dan lima berbahan alami. Hasilnya cukup mencengangkan—baik permen sintetis maupun alami melepaskan partikel mikroplastik dalam jumlah signifikan.
Lisa Lowe, mahasiswa pascasarjana UCLA yang juga terlibat dalam studi ini, menyebut bahwa meskipun beberapa produk menggunakan polimer nabati, mikroplastik tetap ditemukan pada kedua jenis produk. "Yang mengejutkan adalah, baik permen karet alami maupun sintetis, keduanya tetap melepaskan banyak partikel mikroplastik," ujarnya.
Para peneliti menemukan bahwa permen karet mengandung berbagai jenis polimer, seperti poliolefin, polietilena tereftalat, poliacrilamida, dan polistirena. Bahan-bahan ini bisa saja berasal dari proses produksi, pengemasan, atau bahan tambahan dalam proses manufaktur.
Seberapa Banyak Mikroplastik yang Masuk ke Tubuh?
Dalam uji coba, peserta penelitian diminta mengunyah tujuh potong permen karet, satu per satu, selama empat menit per potong. Hasilnya sangat mencengangkan—rata-rata terdapat sekitar 100 partikel mikroplastik per gram permen, dan dalam beberapa kasus, jumlahnya bisa mencapai 600 partikel.
"Artinya, setiap kali kita mengunyah permen karet, tubuh kita bisa menerima sekitar 200 hingga 250 partikel mikroplastik," kata Mohanty.
Apa Dampaknya bagi Kesehatan?
Meski hasil penelitian ini cukup mengejutkan, para ilmuwan masih belum bisa memastikan secara pasti dampak mikroplastik bagi tubuh manusia. Mohanty membandingkan situasi ini dengan paparan asbes yang butuh waktu lama untuk dikaitkan secara ilmiah dengan kanker.
"Kami tahu bahwa mikroplastik sudah ditemukan di dalam tubuh manusia melalui berbagai penelitian. Tapi sejauh ini, belum ada data konklusif mengenai efek langsungnya terhadap kesehatan," ungkapnya.
Penelitian lain juga mendukung bahwa mikroplastik dapat terakumulasi dalam tubuh, tetapi masih diperlukan lebih banyak studi jangka panjang untuk memahami pengaruhnya terhadap organ dan sistem tubuh manusia.
Tanggapan Industri Permen
National Confectioners Association (NCA) yang berbasis di Washington, D.C. turut memberikan tanggapan atas temuan ini. Mereka menyatakan bahwa industri makanan manis selalu mengutamakan aspek keamanan pangan.
"Permen karet telah dikonsumsi selama lebih dari 100 tahun dengan catatan keamanan yang baik. Tidak perlu panik, meskipun penting untuk terus melakukan penelitian lebih lanjut," ungkap juru bicara NCA.
Permen Karet: Tetap Boleh, Tapi Bijaklah
Walaupun tidak ada larangan keras terhadap konsumsi permen karet, studi ini membuka mata kita tentang pentingnya memahami apa yang kita konsumsi. Apalagi jika produk tersebut digunakan setiap hari.
Langkah kecil seperti memeriksa komposisi bahan pada kemasan atau membatasi konsumsi bisa menjadi cara awal untuk menghindari paparan mikroplastik berlebihan. Selain itu, produsen juga diharapkan lebih transparan dan berinovasi dalam menciptakan produk yang benar-benar aman dan ramah lingkungan.
Studi terbaru dari UCLA memberikan perspektif baru mengenai risiko tersembunyi dari kebiasaan sederhana: mengunyah permen karet. Meski terlihat sepele, satu potong permen karet bisa mengandung ratusan partikel mikroplastik yang berpotensi masuk ke dalam tubuh. Baik permen karet sintetis maupun alami sama-sama mengandung polimer berbasis plastik yang bisa berasal dari bahan dasar, pengolahan, atau pengemasan.
Meskipun dampak kesehatan mikroplastik belum sepenuhnya diketahui, konsumsi harian dalam jumlah besar tentu patut diwaspadai. Konsumen sebaiknya lebih selektif, dan produsen ditantang untuk menghadirkan produk yang lebih bersih, transparan, dan sehat.