Sumber foto: Google

Studi, Bakteri Mulut Berkaitan dengan Kanker Kepala dan Leher

Tanggal: 30 Sep 2024 11:59 wib.
Sebuah studi baru telah menemukan bahwa bakteri yang berkembang biak di dalam mulut manusia dapat meningkatkan risiko kanker kepala dan leher, yang juga dikenal sebagai karsinoma sel skuamosa kepala dan leher (head and neck squamous cell carcinoma). Studi ini dilakukan oleh para peneliti di New York University (NYU) dan hasilnya diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology.

Kanker kepala dan leher merupakan jenis kanker yang semakin umum terjadi di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker ini umumnya terkait dengan konsumsi alkohol dan paparan HPV (human papillomavirus). Namun, studi terbaru ini menyorot peran bakteri dalam mulut sebagai faktor risiko potensial.

Para peneliti NYU melakukan penelitian yang melibatkan ratusan pasien yang didiagnosis dengan kanker kepala dan leher serta ratusan individu sehat sebagai kelompok kontrol. Mereka mengumpulkan sampel bakteri dari mulut kedua kelompok tersebut dan menganalisisnya secara mendalam. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam komposisi bakteri antara kedua kelompok tersebut.

Dalam kelompok pasien kanker kepala dan leher, para peneliti menemukan adanya peningkatan beberapa jenis bakteri tertentu yang tidak ditemukan dalam kelompok kontrol dengan kesehatan mulut yang baik. Bakteri-bakteri ini diyakini dapat memiliki peran dalam merusak jaringan mulut dan memicu perkembangan sel kanker.

Lebih lanjut, para peneliti juga melihat adanya korelasi antara keberadaan bakteri tertentu dalam mulut dengan tingkat keparahan kanker kepala dan leher. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi bakteri dalam mulut dapat menjadi indikator potensial untuk risiko dan perkembangan kanker tersebut.

Spesies tersebut mencakup spesies Prevotella salivae, Streptococcus sanguinis, dan Leptotrichia yang baru diidentifikasi, serta beberapa spesies yang termasuk dalam beta dan gamma Proteobacteria. Pengurutan bakteri sebelumnya dan penelitian yang lebih kecil menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara kesehatan mulut dan HNSCC, tetapi analisis baru ini adalah yang pertama mengidentifikasi bakteri yang bermasalah.

Studi ini memberikan wawasan baru tentang hubungan antara kesehatan mulut dan risiko kanker kepala dan leher. Meskipun penelitian ini masih memerlukan studi lanjutan untuk memahami secara mendalam mekanisme di balik hubungan ini, hasil awalnya menyoroti pentingnya perawatan kesehatan mulut dalam pencegahan kanker kepala dan leher.

Sejalan dengan temuan ini, para peneliti juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mulut dengan rajin menyikat gigi, menggunakan benang gigi, dan perawatan rutin ke dokter gigi. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara bakteri mulut dan kanker kepala dan leher juga dapat membuka pintu untuk pengembangan metode deteksi dini atau bahkan terapi berbasis bakteri.

Dalam kesimpulan, studi ini menyoroti pentingnya pemahaman tentang peran bakteri dalam mulut dalam risiko kanker kepala dan leher. Implementasi temuan ini dalam praktik klinis dapat membantu dalam pencegahan, deteksi, dan pengelolaan kanker ini di masa depan.

Dengan demikian, menyadari peran yang dimainkan oleh bakteri dalam mulut dapat memberikan perspektif baru dalam upaya pencegahan dan pengobatan kanker kepala dan leher, serta mendorong upaya lebih lanjut untuk memahami secara mendalam hubungan ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved