Sumber foto: unsplash

Studi 2023: Tingkat Stres Warga Singapura Meningkat

Tanggal: 8 Mei 2024 14:31 wib.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Cigna Healthcare pada tahun 2023 mengungkap peningkatan signifikan dalam tingkat stres di kalangan warga Singapura, dengan 87% melaporkan merasakan stres, yang lebih tinggi dari rata-rata global.

Generasi Z, yang berusia antara 18 hingga 24 tahun, adalah kelompok yang paling banyak mengalami stres. Studi ini menyurvei 10.800 responden di 12 pasar, termasuk 1.000 responden dari Singapura, antara Mei dan Juni 2023.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stres termasuk budaya persaingan dan produktivitas, yang diperkuat oleh media sosial, berita negatif, dan meningkatnya biaya hidup.

Selain itu, studi ini menemukan bahwa hanya 10% dari warga Singapura melaporkan memiliki tingkat vitalitas yang tinggi, dan banyak dari mereka mengalami stres keuangan serta keinginan untuk lebih banyak dukungan dari pemberi kerja dalam menjaga gaya hidup yang sehat.

Menurut laporan Cigna Healthcare tahun 2023, hampir 90% warga Singapura merasakan stres, dengan 16% di antaranya menganggap stres yang dirasakan sebagai "tidak terkendali". Penelitian ini mencatat bahwa tingkat stres di Singapura melampaui rata-rata global.

Studi tersebut juga mencatat bahwa generasi Z, yang merupakan kelompok usia 18 hingga 24 tahun, adalah kelompok yang paling merasakan tekanan. Dari 10.800 responden yang disurvei di 12 pasar, 1.000 di antaranya berasal dari Singapura.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stres di Singapura meliputi budaya persaingan dan produktivitas yang diperkuat oleh media sosial, berita negatif, dan biaya hidup yang terus meningkat.

Selain itu, hanya 10% warga Singapura yang melaporkan tingkat vitalitas yang tinggi, dan banyak di antara mereka mengalami stres keuangan serta menginginkan lebih banyak dukungan dari pemberi kerja untuk menjaga gaya hidup sehat.

Menurut laporan Cigna Healthcare, ada banyak faktor yang menyebabkan peningkatan stres di Singapura. Salah satunya adalah budaya persaingan dan produktivitas yang diperparah oleh tekanan yang dirasakan melalui media sosial dan berita negatif. Selain itu, biaya hidup yang terus meningkat juga turut berkontribusi pada tingkat stres yang tinggi di negara tersebut.

Dalam hal keberlangsungan hidup, hanya 10% warga Singapura yang melaporkan tingkat vitalitas yang tinggi, sementara banyak di antara mereka mengalami tekanan keuangan dan mengharapkan adanya lebih banyak dukungan dari pemberi kerja dalam menjaga gaya hidup sehat.

Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa generasi Z adalah kelompok yang paling banyak merasakan tekanan. Dari seluruh responden yang disurvei, generasi Z, yang terdiri dari mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun, adalah kelompok yang paling rentan terhadap stres.

Dalam konteks ini, penting untuk memperhatikan adanya peningkatan stres di kalangan warga Singapura. Perubahan gaya hidup, tekanan sosial, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan mental merupakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengurangi tingkat stres di negara tersebut. Dukungan dari pemberi kerja dalam menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan memberikan ruang untuk menjaga keseimbangan hidup juga menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan.

Dengan demikian, perlu adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di tingkat individu maupun organisasi. Langkah-langkah preventif dan inovatif perlu diimplementasikan untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental di kalangan warga Singapura.

Dengan adanya peningkatan stres di kalangan warga Singapura, perhatian terhadap kesehatan mental menjadi semakin penting. Kebutuhan akan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemberi kerja, juga menjadi hal yang tidak bisa diabaikan dalam upaya mengurangi tingkat stres yang tinggi di negara tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved