Sumber foto: iStock

Sering Dikonsumsi Sehari-hari, 6 Jenis Makanan Ini Ternyata Bisa Picu Kanker Diam-Diam!

Tanggal: 25 Jun 2025 09:17 wib.
Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi banyak orang, tak terkecuali di Indonesia. Meski begitu, tak semua orang sadar bahwa pola makan sehari-hari memiliki peran besar dalam meningkatkan risiko kanker. Ya, apa yang kita makan bukan sekadar pengisi perut, tetapi bisa menjadi penentu kondisi kesehatan jangka panjang.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa beberapa jenis makanan dan minuman tertentu berpotensi mendorong pertumbuhan sel kanker. Dalam jangka panjang, konsumsi berulang terhadap makanan pemicu kanker ini bisa memperbesar peluang tubuh mengalami mutasi sel hingga berkembang menjadi kanker aktif.

Agar kita bisa lebih waspada, berikut adalah enam makanan yang secara ilmiah terbukti dapat meningkatkan risiko kanker.

1. Daging Olahan: Lezat tapi Berbahaya

Daging olahan seperti sosis, nugget, kornet, hot dog, dendeng, ham, dan salami mungkin menjadi favorit banyak orang karena kepraktisannya. Namun, di balik kelezatannya, makanan ini menyimpan risiko tinggi terhadap kanker, khususnya kanker kolorektal dan kanker lambung.

Daging olahan biasanya diawetkan dengan metode seperti pengasapan, pengasinan, atau penambahan nitrit. Proses ini dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti N-nitroso dan PAH (polyaromatic hydrocarbon). Senyawa-senyawa inilah yang diduga kuat memicu perubahan DNA dalam tubuh manusia.

2. Makanan yang Digoreng

Makanan bertepung seperti kentang goreng atau keripik yang dimasak pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa bernama akrilamida. Berdasarkan studi pada hewan, akrilamida terbukti dapat merusak DNA dan memicu kematian sel.

Tak hanya itu, konsumsi makanan yang digoreng juga berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, dua kondisi yang dikenal memperparah stres oksidatif dan peradangan—keduanya merupakan faktor pemicu kanker. Maka, membatasi makanan gorengan menjadi langkah bijak untuk menjaga kesehatan.

3. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama

Memasak daging atau makanan lain pada suhu sangat tinggi—seperti dibakar atau dipanggang berlebihan—bisa menyebabkan terbentuknya PAH dan HCA (heterocyclic amines). Kedua senyawa ini tergolong karsinogen dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur DNA sel.

Agar risiko ini dapat ditekan, disarankan untuk menggunakan metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan api kecil. Selain lebih aman, cara ini juga bisa menjaga kandungan nutrisi dalam makanan tetap utuh.

4. Produk Olahan Susu

Meski susu dan produk olahannya dikenal kaya kalsium dan bermanfaat bagi tulang, asupan kalsium berlebih justru dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan susu, keju, dan yogurt dapat menurunkan hormon pelindung terhadap sel kanker prostat.

Selain itu, produk susu juga diketahui dapat meningkatkan kadar IGF-1 (insulin-like growth factor 1) dalam tubuh. IGF-1 berperan dalam merangsang pertumbuhan sel, termasuk sel kanker, terutama pada pria.

5. Makanan Manis dan Karbohidrat Olahan

Roti putih, nasi putih, kue-kue manis, sereal tinggi gula, serta minuman bergula adalah bagian dari karbohidrat olahan yang sangat mudah kita temukan sehari-hari. Makanan ini memang menggoda, tetapi efek jangka panjangnya tidak bisa dianggap sepele.

Konsumsi makanan manis dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2, yang menurut sejumlah penelitian, berhubungan erat dengan kanker payudara, ovarium, dan endometrium.

Tak hanya itu, kadar gula darah yang tinggi juga turut dikaitkan dengan kanker usus besar, berdasarkan temuan dalam studi tahun 2017. Maka, mengganti makanan olahan dengan alternatif yang lebih sehat seperti roti gandum, nasi merah, dan biji-bijian utuh adalah pilihan yang lebih baik.

6. Alkohol

Minuman beralkohol adalah salah satu pemicu kanker yang paling dikenal, bahkan menempati urutan kedua setelah rokok. Konsumsi alkohol yang berlebihan telah dikaitkan dengan kanker mulut, kerongkongan, hati, usus, payudara, hingga rektum.

Alkohol dalam tubuh diubah menjadi asetaldehida, zat yang merusak DNA, menyebabkan stres oksidatif, dan menurunkan kemampuan sistem imun untuk melawan sel kanker. Pada wanita, alkohol juga terbukti meningkatkan kadar estrogen, yang merupakan faktor risiko utama kanker payudara, terutama tipe estrogen reseptor-positif.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?

Mengetahui makanan yang bisa memicu kanker bukan berarti kita harus sepenuhnya takut makan. Yang terpenting adalah mengatur pola makan dengan seimbang, menghindari konsumsi berlebihan, serta menerapkan prinsip diet bergizi dengan pengolahan makanan yang sehat.

Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan:



Kurangi konsumsi daging olahan dan pilih daging segar yang dimasak sehat


Hindari makanan gosong dan gorengan berlebihan


Batasi asupan gula dan ganti dengan karbohidrat kompleks


Perhatikan porsi produk susu, terutama bagi pria


Batasi atau hindari konsumsi alkohol


Perbanyak sayur, buah, air putih, dan makanan kaya antioksidan



Dengan mengenali risiko sejak awal, Anda bisa mengambil langkah nyata untuk melindungi diri dan keluarga dari bahaya kanker. Jangan menunggu gejala muncul untuk mulai hidup sehat. Ingat, pencegahan selalu lebih murah dan lebih baik dibanding pengobatan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved