Rwanda Sukses Mencari Sumber Wabah Penyakit Marburg
Tanggal: 27 Okt 2024 15:12 wib.
Rwanda telah berhasil menemukan sumber wabah penyakit Marburg yang sangat mematikan. Diketahui wabah itu pertama kali terjadi akibat penambangan yang dilakukan di sebuah gua yang dihuni oleh kelelawar buah.
Menteri Kesehatan Rwanda, Sabin Nsanzimana, mengungkapkan temuan ini dalam pengarahannya pada Kamis (24/10/2024), "Di situlah kami menemukan kasus indeks."
Fokusnya sekarang adalah "memastikan bahwa kelelawar buah yang hidup di gua-gua ini tidak berinteraksi dengan manusia," dan berbagi informasi secara berurut "yang dapat berguna untuk bagian lain dunia, di mana spesies ini hidup," katanya.
Pengurutan genom, yang membantu para ilmuwan memetakan dan memahami penyebaran penyakit menunjukkan asal mula wabah Marburg di Rwanda, menunjukkan adanya lonjakan virus dari hewan ke manusia, dengan penyebaran yang cepat dan sedikit mutasi. Semua aktivitas penambangan di lokasi tersebut telah dihentikan dan penilaian sedang dilakukan terhadap orang-orang yang pernah bekerja di sana untuk memastikan mereka tidak jatuh sakit.
"Kami telah menyatukan berbagai tim dari dokter hewan, epidemiologi, pengawasan genom, dan diagnostik laboratorium, untuk menguji hewan-hewan ini dan juga manusia," kata Nsanzimana.
Ada 63 kasus yang dikonfirmasi di Rwanda, menjadikannya salah satu wabah Marburg terbesar. Penyakit ini telah menewaskan 15 orang, termasuk sejumlah petugas kesehatan, sejak kasus pertama di negara itu dilaporkan kurang dari sebulan yang lalu.
Hal ini membuat tingkat kematian kasus menjadi 23,8%, sekitar seperempat dari yang tercatat dalam wabah Marburg lainnya. Sebanyak 46 orang telah pulih.
Berdasarkan temuan ini, kini perlu adanya upaya lebih lanjut untuk melindungi populasi dari kemungkinan serangan kembali. Perlu dilakukan penelitian mendalam terkait interaksi antara hewan dan manusia serta kondisi lingkungan di sekitar gua yang dihuni oleh kelelawar buah. Selain itu, langkah-langkah preventif dan edukasi masyarakat perlu ditingkatkan untuk mencegah penyebaran penyakit yang mematikan ini.
Pentingnya kerja sama antar negara dalam pertukaran informasi dan sumber daya kesehatan juga menjadi sangat terlihat dalam penanganan wabah ini. Upaya bersama antara Rwanda dengan komunitas ilmiah internasional dapat menjadi kunci dalam mengurangi risiko penularan penyakit mematikan ini ke wilayah lain.
Dari sisi kesehatan masyarakat, pemahaman yang mendalam terhadap penyakit Marburg akan memberikan landasan yang lebih kuat dalam menangani kasus serupa di masa depan. Dengan mengetahui sumber dan jalur penyebaran penyakit ini, berbagai negara dan organisasi kesehatan global dapat bersiap dalam menyikapi ancaman serupa yang mungkin terjadi di tempat lain.
Keberhasilan Rwanda dalam menetapkan sumber wabah penyakit Marburg merupakan salah satu tonggak penting dalam menekan penyebaran penyakit menular yang dapat berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini juga menjadi momentum untuk mengadakan berbagai langkah strategis guna melindungi keamanan kesehatan global secara lebih efektif di masamendatang.