Rugi Triliunan Gara-Gara Berobat ke Luar Negeri: Ini Solusi Erick Thohir untuk Selamatkan Uang Negara
Tanggal: 26 Jun 2025 12:12 wib.
Tahukah kamu bahwa setiap tahunnya, Indonesia kehilangan potensi ekonomi hingga Rp 150 triliun hanya karena warganya lebih memilih berobat ke luar negeri? Data ini diungkap langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital pada Rabu, 25 Juni 2025, di Denpasar, Bali.
Menurut Erick, lebih dari 2 juta warga Indonesia memilih mencari layanan kesehatan ke luar negeri setiap tahunnya. Negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand menjadi tujuan favorit. Uang sebesar itu akhirnya mengalir ke luar negeri, padahal jika dikelola di dalam negeri, bisa memperkuat sektor kesehatan nasional dan membuka banyak lapangan pekerjaan.
2 Juta WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri: Ada Apa dengan Sistem Kesehatan Kita?
Dalam paparannya, Erick Thohir menyampaikan keprihatinan terhadap fenomena ini. Ia menyebut bahwa selama beberapa tahun terakhir, 2 juta WNI lebih percaya pada layanan kesehatan luar negeri ketimbang dalam negeri, dan tren ini masih terus berlangsung.
“Dari data-data yang kita peroleh, kurang lebih Rp 150 triliun per tahun habis untuk biaya pengobatan ke luar negeri. Ini tentu angka yang sangat besar dan merugikan ekonomi nasional,” ujarnya.
Masalah ini tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan publik, tetapi juga menyangkut kualitas layanan, infrastruktur kesehatan, dan ekosistem medis yang belum sepenuhnya optimal di Indonesia.
Tantangan Menuju 2045: Ledakan Lansia dan Ancaman Krisis Kesehatan
Erick juga mengingatkan bahwa saat ini rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 30,4 tahun. Artinya, pada tahun 2045 hingga 2060, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang berubah menjadi tantangan: lonjakan populasi lansia yang rentan mengalami gangguan kesehatan kronis.
Jika tidak disiapkan sejak sekarang, beban sistem kesehatan akan semakin berat, dan arus keluar dana ke luar negeri bisa makin besar. Oleh karena itu, Erick menilai perlu adanya solusi jangka panjang berbasis infrastruktur dan sistem layanan terpadu.
KEK Sanur: Masa Depan Layanan Kesehatan dan Wisata Medis di Indonesia
Sebagai langkah konkret, pemerintah kini mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali sebagai pusat wisata medis pertama dan terintegrasi di Indonesia. Kawasan ini tak hanya menawarkan fasilitas rumah sakit modern, tetapi juga:
Klinik-klinik spesialis bertaraf internasional
Pusat riset dan inovasi medis
Hotel berbintang untuk pasien dan keluarga
Convention center untuk kegiatan ilmiah dan medis
Area rekreasi dan healing space untuk pemulihan pasien
Dengan pendekatan menyeluruh ini, KEK Sanur tidak hanya akan menjadi solusi layanan kesehatan berkualitas di dalam negeri, tetapi juga destinasi wisata medis yang menarik bagi pasien domestik maupun mancanegara.
Dampak Ekonomi yang Menjanjikan
Lebih dari sekadar rumah sakit, KEK Sanur digadang-gadang akan memberikan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat Bali. Erick menegaskan bahwa kehadiran fasilitas ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan, mengembangkan sektor hospitality dan jasa medis, hingga mendorong pertumbuhan UKM lokal yang mendukung kebutuhan pasien dan keluarganya.
“Dengan KEK Sanur, kami ingin menciptakan ekosistem yang bukan hanya menampung pasien, tapi juga menghidupkan roda ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Erick.
Menyeimbangkan antara Wisata dan Kesehatan
Indonesia selama ini dikenal dengan keindahan alam dan potensi pariwisata yang luar biasa. Namun potensi tersebut belum dioptimalkan sebagai bagian dari ekosistem wisata medis. KEK Sanur menjadi terobosan pertama untuk menyatukan dua kekuatan ini.
Model KEK Sanur memungkinkan wisatawan berobat sambil menikmati suasana Bali yang menenangkan. Konsep healing tourism seperti ini sudah lebih dulu sukses di negara tetangga. Harapannya, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan sekaligus mempertahankan warganya agar tak lagi mencari pengobatan ke luar negeri.
Harapan Erick Thohir: Indonesia Tak Lagi Jadi Pasien Dunia
Erick Thohir menekankan bahwa langkah ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi tentang kedaulatan layanan kesehatan. Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, seharusnya bisa memiliki sistem kesehatan yang berdikari dan mumpuni.
“Sudah waktunya Indonesia tidak lagi menjadi pasien dunia, tapi menjadi negara yang mampu memberikan solusi kesehatan berkualitas untuk rakyatnya sendiri,” tegas Erick.
Langkah Nyata Menuju Transformasi Sistem Kesehatan
Pembangunan KEK Sanur bukan proyek semata, melainkan bagian dari transformasi sistem layanan kesehatan nasional. Pemerintah juga mengajak swasta dan investor untuk terlibat dalam pengembangan fasilitas sejenis di daerah lain.
Dengan model ini, Indonesia diharapkan bisa mengurangi ketergantungan pada layanan medis luar negeri, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta memulihkan kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan nasional.
Investasi Kesehatan Adalah Investasi Masa Depan
Angka Rp 150 triliun bukan sekadar statistik—itu adalah potensi ekonomi dan kesehatan nasional yang bisa dipulihkan jika layanan kesehatan dalam negeri ditingkatkan secara signifikan. Kehadiran KEK Sanur adalah langkah awal yang penuh harapan.
Dengan komitmen dan kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi pusat layanan kesehatan unggulan di Asia dalam satu dekade ke depan.