Sumber foto: iStock

RI Negara Tropis, Tapi Kok Bisa Banyak Anak Kekurangan Vitamin D?

Tanggal: 10 Nov 2024 05:45 wib.
Indonesia, sebagai negara tropis, dikenal dengan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun. Seharusnya, kondisi tersebut dapat menjadikan masyarakat Indonesia tercukupi akan kebutuhan vitamin D.

Namun, kenyataannya adalah studi menemukan bahwa warga Indonesia, termasuk anak-anak, cenderung mengalami defisiensi vitamin D. South East Asian Nutrition Surveys II (SEANUTS II) memberikan data yang mengindikasikan bahwa anak-anak di Indonesia belum memenuhi kebutuhan rata-rata kalsium dan vitamin D, yang pada akhirnya berdampak pada tumbuh kembang mereka.

Guru besar Fakultas Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia, Prof Dr. dr. Rini Sekartini SpA(K), mengungkapkan bahwa meski tinggal di negara tropis, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kekurangan vitamin D pada anak. Salah satu faktor tersebut adalah kebiasaan orang tua yang takut kulit anak mereka menjadi gelap akibat terpapar sinar matahari.

Menurut dr. Rini, "Ketika anak-anak bermain di luar, orang tua cenderung menutup tubuh anak dengan penuh, sehingga paparan sinar matahari yang diterima sangat minim. Hal ini juga berlaku untuk anak-anak di daerah pedesaan, meskipun mereka sering bermain di luar ruangan, namun tetap mengalami defisiensi vitamin D."

Hal ini menandakan bahwa sengaja menghindari sinar matahari dapat membuat tubuh anak kekurangan vitamin D. Dampaknya pun sangat beragam, mulai dari mudah lelah hingga risiko autoimun, yakni ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri.

dr. Rini menegaskan bahwa pemenuhan gizi, termasuk memberikan sarapan dengan gizi seimbang, sangat penting bagi anak-anak di usia sekolah. Sarapan sehat tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan energi, tetapi juga sebagai sumber utama agar anak tetap bugar dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. "Secara umum, anak-anak yang mengonsumsi susu saat sarapan memiliki asupan mikronutrien esensial yang lebih tinggi, terutama kalsium dan vitamin D," ujar dr. Rini.

Namun, faktor lain yang memengaruhi defisiensi vitamin D pada anak adalah pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat. Kondisi ini seringkali terjadi di tengah perubahan pola konsumsi masyarakat, terutama di perkotaan, yang cenderung lebih memilih makanan siap saji daripada makanan bergizi. Kekurangan asupan makanan yang mengandung vitamin D, seperti ikan, telur, dan produk susu, turut memperburuk kondisi kekurangan vitamin D pada anak-anak.

Selain itu, kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya paparan sinar matahari bagi kesehatan tubuh juga turut berkontribusi pada defisiensi vitamin D. Pada perkembangannya, hal ini menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan anak. Masalah kekurangan vitamin D dapat menghambat pertumbuhan tulang, meningkatkan risiko osteoporosis pada kemudian hari, dan meningkatkan kecenderungan terhadap berbagai penyakit autoimun.

Untuk mengatasi permasalahan ini, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya paparan sinar matahari yang sehat dan konsumsi makanan yang kaya akan vitamin D perlu meningkat. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga diharapkan dapat mengambil peran penting dalam memberikan informasi dan akses terhadap sumber-sumber vitamin D melalui program-program kesehatan masyarakat, terutama di daerah pedesaan.

Adanya kebijakan untuk memperkuat pemantauan nutrisi bagi anak-anak di sekolah juga menjadi langkah yang relevan dalam mendukung peningkatan asupan vitamin D. Pemerintah dapat bekerja sama dengan sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas luar ruang bagi anak-anak, dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan mereka.

Melalui berbagai langkah tersebut, diharapkan defisiensi vitamin D pada anak-anak di Indonesia dapat diminimalkan, sehingga tumbuh kembang mereka dapat berjalan optimal dan mengurangi risiko penyakit-penyakit yang terkait dengan kekurangan vitamin D.

Dalam menghadapi masalah kekurangan vitamin D pada anak-anak, kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah menjadi krusial. Mendukung pola makan seimbang dan mengoptimalkan paparan sinar matahari yang sehat menjadi tanggung jawab bersama untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved