Sumber foto: iStock

RI Catat Ada 35 Ribu Lebih Kasus Baru HIV-AIDS, Remaja Dominan

Tanggal: 1 Des 2024 21:32 wib.
Rabu 1 Desember 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan pengumuman bahwa kasus HIV-AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Data yang diungkapkan menunjukkan bahwa penularan kasus HIV-AIDS didominasi oleh remaja dan dewasa muda.

Menurut laporan yang dilaporkan oleh Detikcom, sekitar 71 persen dari temuan kasus baru HIV-AIDS masih didominasi oleh kelompok pria, sedangkan wanita mencapai 29 persen dari jumlah kasus. Hal ini memperlihatkan bahwa remaja dan dewasa muda, terutama pria, merupakan kelompok rentan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia.

Selama periode Januari hingga September 2024, tercatat sebanyak 35.415 kasus HIV dan 12.481 kasus AIDS dilaporkan. Angka tersebut nyaris melampaui laporan kasus HIV-AIDS tahun sebelumnya, yang mencapai lebih dari 50 ribu kasus. Hal ini menunjukkan bahwa situasi HIV-AIDS di Indonesia memerlukan tindakan yang lebih proaktif dan komprehensif dalam memerangi penyebaran penyakit ini.

Dalam diskusi daring yang diadakan oleh Tim Kerja HIV PIMS Kementerian Kesehatan RI, dr. Endang Lukitosari, MPH menyoroti data yang menggambarkan prevalensi kasus HIV-AIDS pada rentang usia tertentu. Menurutnya, sebanyak 19 persen dari jumlah kasus dilaporkan pada rentang usia 20-24 tahun, yang dikenal sebagai usia dewasa muda, dan 60 persen pada usia dewasa 25 hingga 49 tahun. Dr. Endang juga mencatat bahwa HIV juga terjadi pada usia remaja di bawah 20 tahun, yang mencapai 6 persen dari total kasus.

Dengan demikian, sebagian besar atau sekitar 90 persen kasus HIV-AIDS terjadi pada usia remaja hingga dewasa muda, atau yang biasa disebut sebagai usia produktif. Populasi kunci terbanyak terkait kasus HIV-AIDS masih didominasi oleh kelompok lelaki seks lelaki (LSL). Menurut dr. Endang, 31 persen dari kasus HIV-AIDS terjadi pada kelompok LSL, yang kemudian dilanjutkan dengan pasangan Odhiv dan pelanggan pekerja seks (PS). Data ini menegaskan bahwa upaya pencegahan dan perlindungan terhadap kelompok-kelompok rentan ini perlu ditingkatkan.

Pentingnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya HIV-AIDS menjadi semakin mendesak. Pemerintah dan berbagai lembaga terkait perlu melakukan berbagai langkah strategis dalam menangani kasus-kasus baru dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Edukasi, sosialisasi, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, serta advokasi hak-hak individu dalam pencegahan HIV-AIDS adalah beberapa langkah yang perlu diambil secara bersama-sama.

Selain itu, dukungan yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk lembaga pendidikan, keluarga, agama, dan komunitas, juga akan memainkan peran penting dalam mengurangi kasus-kasus baru HIV-AIDS, terutama pada kelompok remaja dan dewasa muda.

Kesimpulannya, dengan adanya peningkatan yang signifikan pada kasus HIV-AIDS di Indonesia, terutama pada kelompok remaja dan dewasa muda, menjadi penting bagi semua pihak untuk turut serta dalam upaya pencegahan, pendeteksian dini, serta pendampingan bagi individu yang terkena virus HIV. Keterlibatan semua pihak dan kesadaran akan bahaya penyakit menular ini akan menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Meskipun jumlah kasus baru HIV-AIDS terus meningkat, dengan sinergi dan upaya bersama, diharapkan dampak negatif dari penyebaran virus ini dapat diminimalisir, dan Indonesia bisa menuju pada kondisi bebas HIV-AIDS di masa yang akandatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved