Sumber foto: iStock

RI Akan Produksi Bahan Baku Obat TBC secara Mandiri Tahun Depan

Tanggal: 19 Nov 2024 09:34 wib.
Indonesia akan memproduksi bahan baku obat untuk tuberkulosis (TBC). Menteri Kesehatan Indonesia, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD (K), mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah pertemuan virtual di Kementerian Kesehatan, pada hari Jumat (8/11). Menurutnya, Indonesia akan membuat langkah maju dengan memproduksi bahan baku obat TBC sendiri dalam waktu dekat.

Menurut Dr. Andi, langkah ini merupakan tonggak penting dalam upaya penanggulangan TBC di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kemandirian dalam produksi bahan baku obat untuk penyakit-penyakit mematikan.

Meskipun akan memproduksi bahan baku obat TBC secara mandiri, Dr. Andi menekankan bahwa hal ini tidak mengurangi urgensi dari upaya awal dalam menangani kasus TBC di Indonesia. Screening, diagnosa, dan percontohan minum obat tetap harus dilakukan secara konsisten.

Dalam pengobatan TBC, tantangan utamanya adalah tingkat kedisiplinan pasien dalam menjalani pengobatan. Pasien seringkali menghentikan pengobatan lebih awal dari yang direkomendasikan, yang dapat mengakibatkan resistensi terhadap obat-obatan yang ada saat ini.

Dr. Andi juga membagikan pengalamannya saat merawat pasien TBC. TBC paling sering ditemukan pada orang-orang dengan gaya hidup yang minim dan tinggal di lingkungan yang kurang layak. Penularan TBC juga seringkali terjadi di tempat tinggal yang tidak memenuhi standar kesehatan.

Selain faktor-faktor lingkungan, daya tahan tubuh yang lemah juga menjadi faktor risiko tersendiri. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi dan kebiasaan merokok dapat melemahkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena TBC.

Produksi bahan baku obat untuk TBC secara mandiri adalah langkah progresif dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat. Selain meningkatkan ketersediaan obat, langkah ini juga menciptakan kesempatan untuk pengembangan industri farmasi dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan, termasuk obat untuk TBC.

Dari sudut pandang pelayanan kesehatan, langkah ini juga dapat mendorong peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kedisiplinan dalam menjalani pengobatan. Pemerintah juga dapat meningkatkan program-program pendidikan dan sosialisasi tentang TBC, sehingga masyarakat lebih memahami dampak penyakit ini dan pentingnya peran mereka dalam pencegahan dan penanggulangan.

Kendati begitu, aspek ketersediaan akses dan distribusi obat-obatan juga perlu diperhatikan. Produksi bahan baku obat untuk TBC secara mandiri harus diikuti dengan strategi distribusi yang efektif, sehingga obat-obatan tersebut dapat tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, pengawasan dan pengendalian kualitas produksi juga menjadi hal yang krusial dalam langkah ini. Pemerintah harus menjamin bahwa produksi bahan baku obat dilakukan sesuai standar yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan nasional maupun internasional.

Peningkatan produksi bahan baku obat untuk TBC dapat memberikan dampak positif dalam upaya penanggulangan penyakit ini. Dengan demikian, upaya pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan untuk pasien TBC dapat ditingkatkan secara holistik.

Dalam konteks global, langkah ini juga dapat memberikan kontribusi dalam upaya penanggulangan TBC di tingkat internasional. Sebagai negara yang memiliki jumlah kasus TBC yang tinggi, langkah ini dapat menjadi contoh positif bagi negara-negara lain dalam upaya meningkatkan kemandirian dalam produksi obat-obatan untuk penyakit kritis.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved