Reparenting: Menyembuhkan Luka Masa Kecil dengan Menjadi Orangtua bagi Diri Sendiri
Tanggal: 20 Mei 2025 22:15 wib.
Tampang.com | Pernah merasa tidak cukup baik, takut ditolak, atau kesulitan berkata “tidak”? Bisa jadi, itu adalah sinyal dari luka batin yang belum sembuh sejak masa kecil. Salah satu cara penyembuhan yang semakin dikenal dalam psikologi modern adalah reparenting, yaitu proses menjadi “orangtua” yang penuh kasih bagi diri sendiri.
Reparenting atau pengasuhan ulang adalah langkah sadar yang dilakukan orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan emosional masa kecil yang dulu terabaikan. Melalui pendekatan ini, seseorang belajar memberikan dukungan, kasih sayang, serta batasan yang sehat kepada dirinya sendiri — seperti yang seharusnya ia terima saat kecil.
Menurut konselor Maggie Holland, reparenting merupakan bentuk penyembuhan psikologis yang membantu membentuk pola pikir dan respons emosional yang lebih sehat. Ini sangat penting terutama bagi mereka yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kritik, pengabaian, atau kekerasan emosional.
Siapa yang Perlu Melakukan Reparenting?
Reparenting cocok dilakukan oleh siapa saja yang mengalami hal berikut:
Dibesarkan dalam keluarga yang kurang kasih sayang atau tidak stabil secara emosional
Mengalami pengabaian, kekerasan verbal, atau pelecehan emosional
Sulit menetapkan batasan dan merasa bersalah saat menjaga kebutuhan pribadi
Merasa tidak layak dicintai, takut ditolak, atau sangat sensitif terhadap kritik
Menjadi people pleaser dan cenderung mengabaikan diri demi menyenangkan orang lain
Contohnya, seseorang yang tumbuh dengan orangtua yang dingin dan menuntut mungkin akan kesulitan mengenal dirinya sendiri saat dewasa. Mereka rentan menyabotase diri atau mencari validasi berlebihan dalam hubungan.
Langkah-Langkah Praktis Melakukan Reparenting
Reparenting bisa dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan terapis profesional. Berikut beberapa cara memulainya:
Kenali Inner Child dan Lukanya
Perhatikan momen ketika Anda merasa cemas, malu, atau marah secara berlebihan. Itu adalah suara anak batin Anda yang butuh didengar.
Berbicara Lembut pada Diri Sendiri
Latih diri untuk merespons dengan empati. Contohnya, “Aku tahu ini sulit, tapi aku tetap menyayangimu.” Kalimat seperti ini menciptakan rasa aman emosional.
Ganti Pola Lama dengan Respons Baru
Jika sebelumnya Anda menyalahkan diri saat gagal, ubah respons itu menjadi dukungan, seperti “Aku bangga karena kamu berani mencoba.”
Lakukan Aktivitas yang Menghubungkan dengan Masa Kecil
Menonton film masa kecil, menggambar, atau mendengarkan lagu-lagu yang dulu disukai bisa membangkitkan kembali ikatan dengan bagian diri yang terluka.
Latih Batasan Sehat
Mengatakan “tidak” bukanlah hal yang egois. Justru itu adalah bentuk perlindungan diri yang dewasa dan sehat.
Gunakan Imajinasi Emosional
Bayangkan diri kecil Anda sedang bersedih. Lalu, hadirkan diri dewasa yang memeluknya dan berkata, “Aku mencintaimu. Kamu aman sekarang.”
Konsultasi dengan Profesional
Jika luka terasa dalam dan sulit ditangani sendiri, bantuan dari psikolog atau terapis dapat sangat membantu proses reparenting.
Bukan Memanjakan Diri, Tapi Mendidik Diri
Reparenting bukan berarti mengikuti semua keinginan tanpa kendali, melainkan membangun relasi sehat dengan diri sendiri. Ini melibatkan empati, disiplin, dan pengambilan keputusan yang dewasa.
Psikolog Dr. Avigail Lev menekankan bahwa reparenting adalah tentang memahami bahwa semua perasaan — seperti marah atau takut — valid, namun kita tetap bertanggung jawab atas cara kita meresponsnya.
Mengapa Reparenting Penting?
Luka masa kecil yang tidak disembuhkan sering kali muncul dalam bentuk hubungan tidak sehat, kecemasan, dan perilaku menyabotase diri di masa dewasa. Melalui reparenting, seseorang membangun ulang fondasi emosionalnya untuk hidup lebih utuh dan sehat secara psikologis.
Menurut konselor Nicole Johnson, reparenting tidak hanya menyembuhkan diri sendiri, tapi juga mencegah luka yang sama diwariskan ke generasi berikutnya. “Kalau hari ini Anda sedikit lebih baik pada diri sendiri, itu sudah termasuk reparenting,” ujarnya.