Sumber foto: Google

Ratusan Siswa Keracunan, Prabowo Tetap Klaim MBG Sukses 99,99 Persen

Tanggal: 12 Mei 2025 22:47 wib.
Pasca insiden keracunan massal yang melibatkan ratusan siswa di berbagai daerah, pernyataan kontroversial datang dari Presiden, Prabowo Subianto. Meskipun ratusan siswa mengalami sakit setelah menyantap makanan dari program Makanan Beragam Gizi (MBG), Prabowo bersikukuh bahwa program tersebut telah berhasil dengan tingkat keberhasilan mencapai 99,99 persen. 

Alih-alih menyehatkan ratusan siswa, program ini justru menjadi sorotan utama setelah sejumlah laporan mengenai keracunan muncul di media. Siswa dari berbagai tingkatan, mulai dari SD hingga SMP, melaporkan mengalami gejala keracunan seperti muntah, diare, dan kembung setelah mengkonsumsi makanan yang disuplai melalui program MBG. Kasus ini telah memicu kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat tentang keamanan dan kualitas makanan yang disajikan dalam program pemerintah.

Dalam sebuah konferensi pers, Prabowo mengatakan bahwa masalah yang timbul ini bukan sepenuhnya disebabkan oleh kualitas makanan yang disajikan. Dia berargumentasi bahwa perilaku makan siswa itu sendiri juga berkontribusi pada insiden keracunan tersebut. "Banyak siswa yang terbiasa makan tanpa sendok, dan ini kemungkinan dapat menjadi faktor yang meningkatkan risiko keracunan," ujarnya. Dia juga menambahkan bahwa ketidakterbiasaan anak-anak dalam mengkonsumsi susu dapat berperan dalam masalah ini.

Prabowo mengklaim bahwa hanya 200 dari sekitar 3 juta siswa yang terpengaruh oleh masalah keracunan ini, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan program MBG masih sangat tinggi. Dalam pandangannya, angka tersebut terlalu kecil untuk dijadikan alasan bagi penilaian negatif terhadap program yang telah dirancang dengan baik. Meski demikian, pengklaiman ini tidak serta merta menghilangkan fakta pahit yang dialami oleh siswa-siswa yang sehat, namun kini terpaksa harus mengalami sakit akibat makanan yang seharusnya memberikan gizi bagi mereka.

Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi dan pemantauan lebih ketat terhadap program MBG ke depannya. Harapannya, insiden seperti ini tidak akan terulang di masa depan. Namun, banyak pihak, termasuk orang tua dan masyarakat, tetap meragukan kualitas dan keamanan makanan yang disuplai dalam program ini.

Berdasarkan berbagai laporan yang mengemuka, salah satu penyebab keracunan diduga kuat berasal dari kebersihan dan penanganan makanan yang tidak sesuai standar. Insiden ini telah memantik diskusi yang lebih luas mengenai jaminan keamanan makanan dalam program pemerintah yang bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi buruk di kalangan anak-anak Indonesia.

Meskipun Prabowo berusaha menangkis kritik dan mendorong untuk melanjutkan program MBG, citra pemerintah yang sudah terlanjur tercoreng akibat insiden ini sulit untuk diubah dalam waktu dekat. Masyarakat kini lebih berhati-hati dan waspada terhadap kualitas makanan yang disuplai melalui program pemerintah, dan ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak terlibat dalam pengadaan makanan untuk anak-anak di sekolah.

Dengan adanya dinamika ini, tantangan bagi pemerintah dan semua pihak terkait akan semakin meningkat. Membangun kepercayaan publik kembali tentu bukan tugas yang mudah. Namun, seiring berjalannya waktu, upaya perbaikan dan evaluasi program diharapkan dapat menghasilkan dampak positif bagi kesehatan siswa di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved