Puskesmas Semakin Terpinggirkan, Padahal Jadi Tulang Punggung Kesehatan Rakyat
Tanggal: 8 Mei 2025 12:12 wib.
Tampang.com | Di balik pembangunan rumah sakit megah dan klinik modern, keberadaan Puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat makin terabaikan. Banyak Puskesmas kekurangan tenaga, fasilitas terbatas, bahkan mulai kehilangan kepercayaan dari warga.
Puskesmas Masih Jadi Akses Utama Warga Kecil
Berdasarkan laporan Kemenkes 2024, lebih dari 70% masyarakat pedesaan dan wilayah pinggiran masih bergantung pada Puskesmas. Namun, jumlah dokter tetap masih rendah dan tidak merata. Beberapa Puskesmas bahkan tidak memiliki dokter umum setiap hari.
“Saya ke Puskesmas karena dekat dan murah, tapi sering antre panjang, dokternya datang hanya jam tertentu,” ujar Sulastri, warga Bekasi.
Masalah Tenaga dan Sarana Menahun
Lembaga Demografi UI menyebutkan, rata-rata Puskesmas di Indonesia hanya memiliki 1-2 dokter tetap dan 3-5 perawat, menangani ratusan pasien per hari. Minimnya anggaran, lambatnya distribusi alat, dan birokrasi yang berbelit membuat banyak layanan tidak optimal.
“Fasilitas laboratorium sering rusak. Pasien yang butuh tes harus dirujuk jauh,” keluh Riko, tenaga medis di Puskesmas daerah Lampung.
Daya Tarik RS Swasta Menggerus Kepercayaan
Warga kelas menengah kini cenderung beralih ke klinik atau rumah sakit swasta karena dianggap lebih cepat dan lengkap. Hal ini memperkuat kesan bahwa Puskesmas adalah "fasilitas kelas dua", hanya bagi yang tidak punya pilihan.
Padahal, Puskesmas memegang peran penting dalam promotif dan preventif, bukan hanya pengobatan.
Reformasi Sistem Rujukan dan Dana Perlu Diprioritaskan
Banyak keluhan muncul dari sistem rujukan yang rumit dan kurang responsif dari Puskesmas ke rumah sakit. Pemerintah perlu menata ulang tata kelola anggaran dan distribusi SDM agar Puskesmas kembali menjadi titik sentral dalam sistem kesehatan nasional.
Refleksi: Kesehatan Dasar Bukan Cadangan, Tapi Fondasi
Puskesmas bukan layanan alternatif, melainkan garda utama. Jika terus dibiarkan terpinggirkan, ketimpangan layanan kesehatan akan makin dalam, dan rakyat kecillah yang paling dirugikan.