Sumber foto: Google

Polusi, Sanitasi Buruk, dan Ruang Hijau Minim, Kota-Kota Besar Makin Tak Sehat?

Tanggal: 11 Mei 2025 08:03 wib.
Tampang.com | Di tengah laju urbanisasi yang tak terbendung, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan menghadapi tantangan serius dalam menjaga kualitas hidup warganya. Polusi udara, limbah, sanitasi buruk, dan minimnya ruang terbuka hijau kian menekan kondisi kesehatan masyarakat urban. Namun, perhatian terhadap isu ini masih kalah dengan isu-isu lain yang lebih politis atau ekonomi.

Kualitas Udara di Bawah Standar, Tapi Aktivitas Tetap Padat

Berdasarkan laporan IQAir, Jakarta termasuk dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada beberapa kesempatan. Polusi dari kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan industri padat mendominasi.

“Setiap hari kita menghirup udara penuh partikel berbahaya, tapi kesadaran publik masih minim. Apalagi masker sudah tidak lagi diwajibkan,” kata dr. Fenny Alamsyah, dokter spesialis paru.

Sanitasi dan Limbah Jadi Masalah Kronis di Pemukiman Padat

Di banyak wilayah padat penduduk, terutama kawasan permukiman informal atau bantaran sungai, sistem sanitasi masih jauh dari memadai. Banyak warga menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan limbah domestik, yang berdampak langsung pada risiko penyakit kulit, diare, hingga leptospirosis.

“Sanitasi buruk bukan sekadar masalah teknis, tapi soal hak dasar manusia atas lingkungan yang sehat,” tegas dr. Fenny.

Minim Ruang Hijau, Kesehatan Mental Terabaikan

Kota yang padat juga identik dengan beton dan kemacetan, sementara ruang terbuka hijau terus menyusut. Padahal, akses terhadap taman atau ruang publik hijau berperan besar dalam menjaga kesehatan mental dan fisik masyarakat.

“Kesehatan tidak hanya soal rumah sakit. Lingkungan yang sehat adalah fondasi utama,” tambah dr. Fenny.

Solusi: Tata Kota Berbasis Kesehatan dan Keadilan Lingkungan

Pakar mendesak pemerintah daerah untuk membangun kebijakan tata kota yang mengutamakan kesehatan masyarakat. Perluasan ruang hijau, peningkatan sistem sanitasi, dan pembatasan emisi menjadi langkah mendesak. Kolaborasi lintas sektor dan partisipasi masyarakat juga dibutuhkan agar kebijakan tidak hanya berhenti di atas kertas.

“Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kota-kota ini akan menjadi tempat tinggal yang tidak layak huni dalam satu dekade ke depan,” pungkas dr. Fenny.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved