Sumber foto: Google

Pola Makan Rendah Karbohidrat Dapat Cegah Peradangan Kronik pada Anak, Kata Dokter IDAI

Tanggal: 29 Mei 2025 00:19 wib.
Tampang.com | Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), menjelaskan bahwa perubahan pola makan anak menjadi rendah karbohidrat, namun tinggi protein dan lemak sehat, dapat membantu mengurangi peradangan kronik dalam tubuh. Kondisi ini penting dicegah karena menjadi dasar berbagai penyakit degeneratif.

“Dari penelitian yang kami lakukan, terbukti dengan mengubah komposisi pola makan pada anak-anak, ternyata kita bisa mengubah juga respons inflamasi,” katanya dikutip dari ANTARA, Selasa (27/5/2025). Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa asupan tinggi gula dan karbohidrat, namun rendah protein serta lemak, justru bisa memicu reaksi peradangan. Hal ini menjadi perhatian karena pola makan seperti itu umum ditemui dalam makanan anak-anak masa kini.

Diet Rendah Karbohidrat sebagai Terapi Pendukung

Piprim menjelaskan bahwa pola makan yang ia maksud merujuk pada Modified Atkins Diet, yaitu salah satu variasi dari diet ketogenik. Pola makan ini tinggi protein, lemak, dan kalori, namun rendah karbohidrat. Metode ini menjadi objek penelitian dalam disertasi doktoralnya, khususnya pada anak-anak yang akan menjalani operasi terbuka seperti operasi jantung bawaan atau tetralogi Fallot.

Dengan melakukan diet selama dua minggu sebelum operasi, terbukti ‘pusat komando’ inflamasi bisa sangat rendah dibandingkan anak yang tidak melakukan diet rendah karbohidrat sehingga tidak terjadi peradangan berlebihan. Dengan kata lain, persiapan diet ini berkontribusi besar dalam mengurangi risiko hiperinflamasi saat proses pemulihan pascaoperasi.

Bisa Diterapkan untuk Anak Sehat

Pola makan ini juga bisa dipertimbangkan sebagai terapi penunjang bagi anak-anak yang sudah mengalami sindrom metabolik seperti obesitas, gula darah tinggi, diabetes tipe 2, hipertensi, atau dislipidemia. Namun menurut Piprim, bahkan pada anak yang sehat sekalipun, pola makan rendah karbohidrat tetap bisa diterapkan dengan tujuan mencegah penyakit sejak dini, khususnya yang berkaitan dengan inflamasi kronis.

“Pada anak sehat pola makannya boleh saja bebas, tetapi jenis makanan yang sekarang ini banyak dikonsumsi anak-anak yang tinggi gula, ultra processed food, kemudian refined carbs atau karbohidrat cepat serap, inilah yang memang cikal bakal dari berbagai penyakit. Nah ini yang diminimalkan betul,” kata Piprim.

Ia menekankan pentingnya menghindari karbohidrat cepat serap seperti gula, tepung, serta makanan ultra proses untuk menekan risiko inflamasi kronik yang dapat memicu berbagai gangguan seperti alergi, asma, hingga penyakit jantung. Piprim mengatakan mengubah pola makan dari yang tinggi asupan gula, tepung yang merupakan karbohidrat cepat serap dan makanan proses ultra bisa mencegah penyakit-penyakit yang terkait dengan inflamasi kronik atau hiperinflamasi seperti penyakit bersifat alergi, asma atau penyakit jantung.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved