Sumber foto: iStock

Pertanyaan Sulit HR untuk Ukur Kecerdasan Emosional Calon Karyawan

Tanggal: 11 Mar 2025 19:47 wib.
Dalam dunia pekerjaan yang semakin kompetitif, proses wawancara menjadi salah satu fase yang sangat krusial dalam menentukan apakah seorang kandidat layak untuk mengisi posisi yang ditawarkan. Profesional HR, seperti Kara Brothers, yang bekerja di perusahaan kecantikan Starface World, telah melakukan wawancara kerja bagi puluhan calon karyawan. Dalam setiap interaksi, Kara, yang kini berusia 39 tahun, kerap mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang untuk menggali lebih dalam mengenai kecerdasan emosional kandidat.

Kecerdasan emosional, atau emotional intelligence (EI), mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri serta emosi orang lain. Berdasarkan sejumlah penelitian, kecerdasan emosional terbukti menjadi salah satu prediktor terkuat kesuksesan di lingkungan kerja. Ini berbeda dari kecakapan teknis atau hard skill yang biasanya dapat dikuantifikasi dan diukur secara jelas. Kecerdasan emosional bersifat lebih abstrak dan sering kali memerlukan pendekatan yang lebih nuanced untuk diukur.

Namun, pertanyaannya adalah: bagaimana cara menilai kecerdasan emosional kandidat dalam situasi wawancara? Kara mengungkapkan bahwa ia mengandalkan sejumlah pertanyaan sulit yang dapat menguji kedalaman cara berpikir dan kepribadian seseorang. Salah satu pertanyaan yang sering ia gunakan dan sering membuat kandidat tertegun adalah: "Di tempat kerja saat ini, hal apa yang menghambat Anda?" 

Pertanyaan ini tidak hanya mengharuskan kandidat untuk merenung, tetapi juga memberi wawasan tentang seberapa adaptif mereka dan kemampuan mereka untuk digerakkan menuju produktivitas yang lebih baik. "Kita semua punya ego," tambah Kara, "tapi saya ingin tahu apakah ego Anda justru menghambat kemampuan Anda untuk bekerja efektif." Dengan pertanyaan ini, ia berusaha mengeksplorasi kesadaran diri kandidat terkait bagaimana mereka berkontribusi dalam lingkungan profesional.

Respons terhadap pertanyaan ini bisa sangat beragam. Banyak kandidat berusaha keras untuk "menampilkan sisi terbaik" mereka dan cenderung menghindari membahas kelemahan atau hambatan yang mereka hadapi. Namun, Kara menjelaskan bahwa jawaban ideal seharusnya menunjukkan keseimbangan antara kejujuran dan akuntabilitas. Misalnya, seorang kandidat mungkin menjawab, “Saya sadar bahwa saya tidak dalam kondisi terbaik ketika memimpin rapat. Setelah melakukan refleksi dan mendapatkan masukan, saya memutuskan untuk membatalkan rapat tersebut dan menggantinya dengan pembaruan melalui email mingguan, yang ternyata lebih efektif bagi semua orang.”

Jawaban seperti ini mencerminkan tingkat kesadaran diri yang tinggi dan memahami bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang di sekitar mereka. Dalam konteks bisnis yang modern dan dinamis, kemampuan untuk mengevaluasi diri sendiri dan melakukan perbaikan merupakan aspek vital dari kepemimpinan yang efektif.

Hal yang menarik adalah tren yang semakin meningkat dalam dunia profesional yang berfokus pada kecerdasan emosional. Banyak perusahaan, terutama dalam sektor yang mengutamakan kolaborasi dan komunikasi, kini lebih memilih kandidat dengan kecerdasan emosional yang tinggi dibandingkan mereka yang hanya unggul dalam keterampilan teknis. Ini menunjukkan shift paradigm dalam mencari calon karyawan – dari sekadar mencari kemampuan hard skill menuju soft skills yang lebih kompleks dan bernilai tinggi.

Seiring berjalannya waktu, para profesional HR seperti Kara Brothers mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang seberapa pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang peka terhadap emosi dan hubungan antar tim. Lingkungan kerja yang didukung oleh kecerdasan emosional sering kali berdampak positif terhadap produktivitas dan suasana kerja yang lebih harmonis. 

Setiap pertanyaan yang diajukan tidak hanya ditujukan untuk mengungkap kelemahan seorang kandidat, tetapi juga untuk menghargai pengalaman dan proses pertumbuhan diri mereka. Perusahaan yang mampu mengidentifikasi dan mempekerjakan kandidat dengan kecerdasan emosional yang tinggi berpotensi untuk menciptakan tim yang lebih harmonis, produktif, dan inovatif.

Di selain itu, dalam era digital yang serba cepat ini, kemampuan untuk beradaptasi dan berkolaborasi menjadi sangat penting. Pertanyaan-pertanyaan rumit dari HR bukanlah sekadar metode untuk menguji kemampuan kandidat; itu adalah cara untuk menciptakan dialog yang lebih dalam mengenai bagaimana seseorang dapat berkontribusi dalam tim. Memahami kekuatan dan kelemahan pribadi, serta bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, adalah tanda-tanda kemampuan interpersonal yang unggul.

Dengan segala tantangan yang ada, penting bagi kandidat untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum menghadapi sesi wawancara yang menegangkan. Pendekatan yang reflektif, jujur, dan akuntabel terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan oleh HR dapat membuat perbedaan besar dalam impresi yang ditinggalkan. Dalam konteks ini, persiapan bukan hanya terbatas pada pengetahuan tentang perusahaan, tetapi juga kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bagaimana beroperasi dalam lingkungan profesional yang kompleks.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved