Sumber foto: Google

Pernah Dengar Steven Johnson Syndrome? Ini yang Perlu Kamu Tahu!

Tanggal: 26 Jun 2025 12:07 wib.
Belakangan, kondisi kulit yang dialami oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencuri perhatian publik. Banyak yang berspekulasi bahwa beliau mengidap penyakit langka, tetapi ajudannya menegaskan bahwa Jokowi hanya mengalami alergi kulit ringan. Namun, hal ini membuka topik pembicaraan mengenai Steven Johnson Syndrome (SJS), sebuah kondisi medis yang masih jarang diketahui banyak orang.

Stevens-Johnson Syndrome (SJS) merupakan suatu reaksi alergi serius yang dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu, infeksi, atau bahkan faktor genetik. Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala seperti ruam kulit yang parah, seperti lepuh yang mungkin disertai dengan gejala sistemik lainnya. SJS dapat berlanjut menjadi kondisi yang lebih serius yang dikenal sebagai toksik epidermal necrolysis (TEN) jika tidak segera diatasi.

Salah satu ciri khas dari sakit ini adalah munculnya ruam yang mempengaruhi lebih dari 10% area permukaan kulit. Ruam tersebut biasanya disertai dengan gejala seperti demam, nyeri, dan kelelahan. Dalam beberapa kasus, infeksi bisa muncul akibat pecahnya lepuh, yang membuat penderita lebih rentan terhadap komplikasi.

Penyebab utama Stevens-Johnson Syndrome (SJS) sering kali berkaitan dengan penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat-obatan antiobiotik, obat anti-epilepsi, dan obat dermatologis. Namun, infeksi virus, seperti herpes atau influenza, juga bisa memicu terjadinya sindrom ini. Pada beberapa individu, reaksi ini bisa terjadi dengan sangat cepat, biasanya dalam waktu 1-3 minggu setelah paparan pemicu.

Diagnosa Stevens-Johnson Syndrome (SJS) biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Dokter mungkin juga melakukan tes darah untuk menilai fungsi organ dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya. Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan gejala dan penyebab yang mendasarinya. Pada kasus-kasus yang parah, rawat inap mungkin diperlukan untuk pengawasan dan penanganan lebih lanjut.

Dua aspek penting dalam pengelolaan Stevens-Johnson Syndrome (SJS) adalah mengidentifikasi dan menghentikan penggunaan obat penyebab serta merawat kulit yang terpengaruh. Pasien sering dianjurkan untuk mendapatkan perawatan dalam unit perawatan intensif atau rumah sakit untuk manajemen yang lebih baik, termasuk penggantian cairan dan pemantauan kondisi organ.

Penting untuk dicatat bahwa Stevens-Johnson Syndrome (SJS) dapat menimbulkan dampak jangka panjang bagi pasien, terutama bagi mereka yang mengalami komplikasi. Beberapa pasien mungkin mengalami masalah penglihatan, perubahan kulit, hingga dampak psikologis setelah melewati pengalaman yang begitu berat.

Meski Stevens-Johnson Syndrome (SJS) adalah penyakit langka, pengetahuan yang lebih luas mengenai kondisi ini penting untuk meningkatkan kesadaran publik serta deteksi dini. Sosialisasi mengenai gejala dan faktor risiko dapat membantu masyarakat mengenali respon alergi serius ini dan mendapatkan pertolongan medis yang dibutuhkan dengan segera.

Kondisi yang dihadapi Joko Widodo mungkin bukanlah Stevens-Johnson Syndrome (SJS), melainkan kondisi kulit lain yang lebih umum. Namun, kejadian ini memberikan kesempatan bagi kita semua untuk lebih peka terhadap berbagai penyakit langka, termasuk SJS. Mari kita tingkatkan kepedulian terhadap kesehatan dan selalu waspada terhadap kondisi yang memerlukan perhatian medis segera.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved