Perempuan Bekerja Lebih Rentan Terkena Anemia

Tanggal: 7 Jun 2018 23:18 wib.
Pemahaman masyarakat awam terhadap anemia sering kali dangkal, hanya sebatas kurang darah. Beberapa anggapan awam bahkan menyamakan antara kurang darah dengan darah rendah karena gejalanya yang serupa. Padahal, anemia bisa berdampak cukup serius jika tidak ditanggulangi. Terlebih perempuan bekerja ternyata lebih rentan terkena anemia.

Masyarakat awam biasanya menganggap anemia sebagai suatu hal biasa. Anemia tak hanya biasa dialami oleh ibu hamil tapi juga semua orang pada semua tingkatan umur. Lalu, mengapa perempuan menjadi sangat rentan anemia?

Kadar hemoglobin pada perempuan dapat menurun karena kesibukannya bekerja sehingga tak terlalu memerdulikan kondisi tubuhnya. Pola makan tak teratur dan asupan gizi seadanya membuat kondisi tubuh perempuan semakin menurun hingga akhirnya menyerah di rumah sakit.

Kasus anemia di Indonesia sebagian besar terjadi akibat defisiensi atau kekurangan zat besi. Diduga kuat, sebagian besar bahan makanan penduduk Indonesia berasal dari nabati, padahal zat besi dari nabati (seperti bayam, kangkung, atau daun singkong) lebih sulit diserap oleh tubuh. Akibatnya, rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat besi lebih rendah dari kebutuhan. Padahal, zat besi juga banyak terdapat di bahan makanan hewani seperti hati, daging sapi atau ayam, serta ikan.

Jika sumber makanan dianggap masih belum mencukupi, maka suplemen penambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat untuk membantu membentuk hemoglobin darah dapat dikonsumsi. Dosisnya tak perlu berlebihan, cukup 1 tablet setiap hari untuk ibu hamil, nifas, atau menyusui. Sementara perempuan usia subur yang sangat aktif bekerja hanya cukup mengonsumsi 1 tablet setiap minggu.

Upaya pencegahan anemia memang akan lebih efektif dilakukan daripada repot mengobati. Jika dilakukan, mungkin kasus anemia berat tak akan terjadi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved