Sumber foto: iStock

Penyebab Bahaya Konsumsi Gorengan dan Mi Instan bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Tanggal: 6 Okt 2024 10:20 wib.
Masyarakat Indonesia semakin gemar mengonsumsi makanan dan minuman tidak sehat, seperti gorengan dan mi instan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi penduduk yang mengonsumsi gorengan mencatat kenaikan signifikan, yakni mencapai 51,7% pada 2023 dari sebelumnya 45% pada 2018. Data ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi gorengan lebih sering, dengan 51,7% penduduk mengonsumsi gorengan 1-6 kali seminggu.

Gorengan dan mi instan tidak hanya menjadi pilihan menu konsumsi sehari-hari, tetapi juga populer karena kepraktisannya dan ketersediaannya yang luas, terutama di perkotaan. Namun, perlu diketahui bahwa makanan berminyak ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan, terutama terkait dengan penyakit jantung. Penyakit kardiovaskular, yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat seperti mengonsumsi karbohidrat tinggi, lemak tidak sehat, tambahan gula, dan garam, memiliki korelasi yang tinggi dengan konsumsi gorengan dan mi instan.

Di Indonesia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi, menurut data dari Institute for Health Metrics and Evaluation pada tahun 2019. Dengan jumlah kematian mencapai 251 per 100.000 penduduk, penyakit jantung menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Faktor risiko penyakit jantung yang dapat dikendalikan, seperti pola makan tidak sehat, menjadi fokus dalam upaya pencegahan penyakit jantung.

Berdasarkan publikasi BPS Volume 1, Nomor 5, 2024 berjudul "Cerita Data Statistik untuk Indonesia, Kehidupan Sehat dan Sejahtera", pola makan tidak sehat termasuk salah satu faktor risiko penyakit jantung yang dapat dikontrol. Studi lain juga menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup modern, seperti konsumsi makanan siap saji tinggi karbohidrat dan lemak tidak sehat, memiliki hubungan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

Konsumsi karbohidrat yang berlebihan, terutama dalam bentuk karbohidrat olahan dan tambahan gula, dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, terutama di populasi Asia. Dengan demikian, terlihat bahwa kebiasaan mengonsumsi gorengan dan mi instan dapat membawa risiko yang serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Dengan memahami dampak negatif dari konsumsi gorengan dan mi instan, penting bagi pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat. Edukasi mengenai bahaya konsumsi makanan tidak sehat perlu disosialisasikan secara lebih luas, terutama di kalangan masyarakat perkotaan.

Selain itu, perlu juga diperkuat kebijakan terkait regulasi pemasaran dan konsumsi makanan tidak sehat, seperti gorengan dan mi instan, untuk mengurangi dampak buruknya bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, promosi pola makan sehat dan kegiatan fisik secara teratur juga perlu didorong agar masyarakat lebih mudah mengakses dan memilih makanan yang sehat.

Pola makan yang sehat dan seimbang berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit kardiovaskular.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved