Sumber foto: Google

Penyakit Anthrax Kembali Muncul di Gunung Kidul, Ini Saran Dari Ahli UGM

Tanggal: 16 Mar 2024 05:39 wib.
Penyakit antraks atau anthrax kembali muncul di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama setelah beberapa kasus baru teridentifikasi di wilayah tersebut. Untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam terkait permasalahan ini, kami telah berkesempatan untuk berbicara dengan ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang memberikan pandangan dan saran terhadap penanganan penyakit ini.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM bidang Mikrobiologi Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni mengatakan bahwa spora dari Bacillus anthracis yang bersumber dari hewan yang disembelih atau dari lingkungan ternak. "Bakteri ini biasanya menginfeksi hewan pemamah biak seperti sapi, kambing, dan domba. Namun, jika manusia terpapar bakteri ini, bisa menyebabkan penyakit serius dan bahkan berpotensi fatal."

Pemicu utama munculnya kembali penyakit anthrax ini, menurut Dr. Siti, adalah faktor lingkungan dan iklim. "Musim kemarau yang panjang dan suhu yang ekstrem dapat memicu bakteri antraks berkembang biak di lingkungan tertentu. Kondisi ini menjadi perhatian khusus, terutama di daerah pedesaan atau peternakan di Gunung Kidul," tambahnya.

Dalam menangani kembalinya antraks di Gunung Kidul, pentingnya tindakan pencegahan yang komprehensif. "Peningkatan kesadaran dan edukasi kepada masyarakat tentang penyebab, gejala, dan cara penanganan antraks perlu dilakukan secara massif. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan surveilans terhadap hewan ternak dan lingkungan sekitar untuk mendeteksi kasus-kasus antraks lebih dini," ujarnya.

Selain itu, perlunya tindakan deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap kasus-kasus antraks. "Pelayanan kesehatan primer di wilayah tersebut perlu dilengkapi dengan alat dan pengetahuan untuk mendeteksi kasus antraks. Sementara itu, penggunaan antibiotik yang tepat dan isolasi kasus antraks akan menjadi kunci dalam menangani kasus individu yang terjangkit," paparnya.

Tidak hanya dari segi penanganan medis, upaya dalam memantau dan mengontrol populasi hewan ternak juga sangat penting. vaksinasi hewan ternak menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran antraks. "Pemerintah daerah perlu meningkatkan program vaksinasi hewan ternak secara berkala dan menyeluruh. Selain itu, pengawasan terhadap pemindahan hewan ternak dan pemakaman hewan yang terinfeksi juga perlu ditingkatkan," tegasnya.

Dalam konteks ini, partisipasi aktif dari masyarakat, peternak, pemerintah daerah, dan institusi terkait menjadi kunci dalam menangani kembali munculnya penyakit anthrax di Gunung Kidul. Melalui sinergi dan kerjasama yang baik, diharapkan penyebaran penyakit ini dapat ditekan dan masyarakat dapat terhindar dari ancaman antraks.

Dengan demikian, langkah-langkah pencegahan yang komprehensif baik dari segi pelayanan kesehatan, pengawasan hewan ternak, vaksinasi, serta edukasi kepada masyarakat merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kembali munculnya antraks di Gunung Kidul. Nanung Danar Don mengatakan sebagai pencegahan penyakit anthrax menyebar dengan tidak memotong hewan yang sakit atau mengkonsumsi hewan yang sudah menjadi bangkai.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved