Sumber foto: Google

Pentingnya Tim Medis Multidisiplin dalam Penanganan Kanker

Tanggal: 20 Mei 2025 22:13 wib.
Tampang.com | Penanganan kanker kini semakin efektif dengan pendekatan tim medis multidisiplin yang berfokus pada pasien sebagai pusat perawatan. Model ini, yang telah menjadi standar di banyak negara maju, menghadirkan kolaborasi erat antara berbagai ahli medis guna memberikan perawatan yang lebih terintegrasi dan tepat sasaran. Namun, di Indonesia, implementasi pendekatan ini masih menghadapi tantangan, terutama keterbatasan tenaga kesehatan yang tersedia.

Prof. Deborah A. Kuban, Direktur Medis Klinik Kanker Prostat Multidisiplin dari MD Anderson Cancer Center, menekankan bahwa pendekatan multidisiplin mampu memperbaiki kondisi klinis pasien secara signifikan. “Kolaborasi yang terjalin antara dokter bedah onkologi, ahli patologi, ahli radiasi, perawat onkologi, dan tenaga psikososial membuat proses diagnosis dan terapi menjadi lebih cepat, efisien, dan akurat,” jelasnya saat membuka The 5th Siloam Oncology Summit 2025 di Jakarta, 17 Mei 2025.

Pendekatan ini terbukti meningkatkan ketepatan penentuan stadium kanker hingga 20-60 persen dan akurasi diagnosis patologis hingga 35 persen. Selain itu, kolaborasi antarprofesional ini juga mengurangi pengambilan keputusan yang terpisah-pisah, menekan prosedur yang tidak perlu, dan secara keseluruhan menghemat biaya perawatan. Prof. Kuban menambahkan bahwa metode ini berpotensi memperpanjang usia harapan hidup pasien kanker.

Di Indonesia, beberapa rumah sakit besar seperti MRCCC Siloam Hospital sudah mulai menerapkan model multidisiplin. Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group, menyatakan bahwa perawatan kanker harus disesuaikan dengan karakter unik tiap pasien. “Setiap pasien memiliki kondisi biologis dan riwayat penyakit yang berbeda. Dengan tim multidisiplin, kami dapat memberikan perawatan yang tidak hanya efektif, tapi juga holistik dan penuh empati,” ujarnya.

Menyikapi kendala terbatasnya tenaga ahli, CEO MRCCC Siloam Hospital, dr. Edy Gunawan, menjelaskan bahwa teknologi virtual menjadi solusi penting. Diskusi kasus pasien dilakukan melalui virtual meeting, memungkinkan para dokter berkolaborasi meski terpisah jarak. “Dengan dukungan dokter umum yang mengintegrasikan data pasien, rapat multidisiplin bisa membahas 2-4 kasus dalam satu jam secara efisien,” tambahnya.

Selain peran tenaga medis, komunitas penyintas kanker juga dilibatkan untuk memberikan dukungan psikososial dan konseling bagi pasien yang baru didiagnosis, sehingga proses pengobatan dapat berjalan dengan lebih manusiawi dan menyeluruh.

Pendekatan multidisiplin ini menjadi langkah maju dalam meningkatkan kualitas perawatan kanker di Indonesia, sekaligus harapan baru bagi pasien untuk mendapatkan terapi yang tepat, cepat, dan personal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved