Penelitian Baru Ungkap Peran Genetika dalam Penyebab Asam Urat, Bukan Hanya Pola Makan
Tanggal: 24 Nov 2024 09:59 wib.
Penyebab asam urat telah lama menjadi perdebatan, dengan pola makan yang tidak sehat sering disalahkan. Namun, penelitian terbaru telah mengungkap bahwa genetika memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan kondisi rematik ini.
Sebuah tim ilmuwan internasional melakukan penelitian yang melibatkan data genetik dari 2,6 juta individu dalam 13 kelompok data DNA yang berbeda. Dari jumlah tersebut, termasuk 120.295 orang yang tidak mengidap asam urat.
Dalam membandingkan kode genetik orang yang mengidap asam urat dan orang yang tidak, peneliti menemukan 377 DNA spesifik yang memiliki variasi unik dalam kondisi ini, di mana 149 di antaranya belum pernah diketahui terkait dengan asam urat sebelumnya.
Meskipun gaya hidup dan faktor lingkungan tetap berperan, temuan ini menyoroti bahwa genetika memainkan peran utama dalam menentukan apakah seseorang akan mengalami masalah asam urat atau tidak.
Peneliti berpendapat bahwa kemungkinan masih banyak lagi keterkaitan genetik yang belum terungkap, dan bisa menjadi fokus penelitian selanjutnya.
Menurut ahli epidemiologi Tony Merriman dari University of Otago di Selandia Baru, "Asam urat adalah penyakit yang secara dasar berkaitan dengan genetika, bukan merupakan kesalahan penderitanya. Mitos yang menyebut asam urat disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan perlu diubah."
Kondisi asam urat terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah yang kemudian membentuk kristal-kristal tajam di persendian. Saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap kristal-kristal tersebut, maka timbullah rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Genetika memiliki peran vital dalam setiap tahap proses tersebut, terutama dalam memengaruhi respons sistem kekebalan tubuh terhadap kristal-kristal tersebut, dan juga dalam proses distribusi asam urat ke seluruh tubuh.
Meskipun asam urat bisa muncul dan menghilang, berbagai jenis pengobatan telah tersedia untuk mengatasi kondisi tersebut.
Penulis studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Genetics ini menyarankan bahwa miskonsepsi seputar asam urat telah membuat orang menunda perawatan yang seharusnya mereka terima. Hal ini menegaskan pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang peran genetika dalam penyakit asam urat.