Peneliti Sebut Bukan Karbohidrat yang Bikin Tubuh Gemuk, Tapi....
Tanggal: 16 Mei 2024 05:26 wib.
Karbohidrat memang diperlukan tubuh untuk tetap berenergi. Namun, seringkali karbohidrat dianggap sebagai penyebab kegemukan. Banyak orang memangkas asupan karbohidrat, terutama nasi, dalam upaya menjalani diet ketat. Namun, benarkah karbohidrat menjadi pemicu kenaikan berat badan?
Faktanya, penyebab kegemukan tidak hanya terkait dengan karbohidrat semata. Terdapat banyak faktor lain yang turut berperan dalam penambahan berat badan seseorang. Sebagaimana dilansir oleh Health, karbohidrat merupakan sumber energi yang vital bagi tubuh manusia. Selain protein dan lemak, karbohidrat turut menjadi salah satu nutrisi paling penting yang dibutuhkan tubuh.
Karbohidrat bekerja sebagai bahan bakar untuk otot. Selain itu, juga memegang peran penting dalam fungsi otak yang berkaitan dengan suasana hati hingga memori. Proses tersebut dimulai dari karbohidrat yang dipecah di dalam usus menjadi glukosa, lalu dilepaskan ke aliran darah. Pankreas kemudian merespons dengan melepaskan insulin untuk memindahkan glukosa ke dalam sel. Karbohidrat juga biasanya mengandung nutrisi lain seperti mineral, vitamin, dan serat yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi menemukan bahwa kuncinya sebenarnya terletak pada keseimbangan asupan karbohidrat, protein, dan lemak. Kelebihan konsumsi karbohidrat atau jenis makanan lainnya dapat memicu kenaikan berat badan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola makan yang seimbang dan memperoleh karbohidrat dari sumber makanan yang sehat.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa asupan karbohidrat yang berlebihan, terutama dari sumber karbohidrat olahan dan sederhana seperti gula dan tepung putih, merupakan faktor risiko peningkatan berat badan. Sementara itu, karbohidrat kompleks yang terdapat dalam biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.
Mengurangi asupan karbohidrat tidak selalu menjadi solusi terbaik untuk menjaga berat badan yang ideal. Sebagian besar karbohidrat yang dikonsumsi sehari-hari sebenarnya berasal dari sumber makanan seperti roti, nasi, pasta, dan sereal. Penting untuk memilih sumber karbohidrat yang berkualitas tinggi dan memiliki kandungan serat yang tinggi.
Penting juga untuk memperhatikan porsi konsumsi karbohidrat. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan berat badan, terutama jika aktivitas fisik tidak seimbang. Sebaliknya, kurangnya asupan karbohidrat juga dapat mengakibatkan kurangnya energi serta gangguan dalam fungsi tubuh, terutama otak yang sangat membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama.
Namun, tidak semua orang bereaksi serupa terhadap konsumsi karbohidrat. Respons tubuh terhadap karbohidrat dapat bervariasi, tergantung pada faktor genetik, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan individu. Sebaiknya, setiap orang memperhatikan kebutuhan dan respons tubuh masing-masing terhadap karbohidrat.
Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Nutrition & Metabolism menemukan bahwa respon gula darah dapat berbeda-beda antar individu saat mengonsumsi karbohidrat. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan asupan karbohidrat perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik biologis seseorang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pilihan sumber karbohidrat juga turut berpengaruh pada kesehatan tubuh dan berat badan. Karbohidrat olahan dan sederhana seperti gula, tepung putih, dan makanan olahan lainnya, cenderung memiliki indeks glikemik yang tinggi. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah sekaligus meningkatkan risiko penambahan berat badan.
Sebaliknya, karbohidrat kompleks yang biasanya terdapat dalam makanan alami seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan, memiliki indeks glikemik yang lebih rendah. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil serta mengurangi risiko penambahan berat badan.
Selain memilih sumber karbohidrat yang sehat, perhatian juga perlu diberikan pada jumlah asupan yang tepat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition Reviews menemukan bahwa strategi porsi yang sesuai dan terkontrol dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.
Berbagai jenis diet yang berfokus pada pengelolaan karbohidrat, seperti pola makan rendah karbohidrat (low-carb) atau diet rendah glikemik (low-glycemic), juga telah banyak diteliti. Namun, tidak ada pendekatan diet yang sesuai untuk setiap individu. Penting untuk memilih pola makan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing.