Parental Burnout Diam-diam Jadi Masalah Serius, Banyak Orang Tua Muda Ngaku Lelah Tapi Gak Tega Mengeluh
Tanggal: 6 Mei 2025 14:59 wib.
Tampang.com | Di balik senyum di Instagram dan caption “anak adalah segalanya”, banyak orang tua muda sebenarnya sedang kelelahan. Istilahnya: parental burnout — kondisi saat orang tua merasa sangat lelah secara emosional karena beban pengasuhan dan pekerjaan yang gak pernah selesai.
Bukan Malas, Tapi Benar-Benar Capek
Parental burnout bukan soal kurang semangat. Ini lebih dalam: rasa bersalah terus-menerus, tekanan ingin jadi orang tua sempurna, ditambah pekerjaan yang gak bisa ditinggal. Akibatnya? Banyak yang diam-diam sering menangis atau merasa hampa, bahkan saat sedang main bareng anak.
“Saya sayang anak, tapi saya juga manusia. Kadang saya pengen punya waktu buat sendiri, tapi selalu ada rasa bersalah,” kata Dian, ibu dua anak dan karyawan swasta di Jakarta Selatan.
Diam-Diam Banyak yang Alami, Tapi Takut Ngomong
Menurut data Kementerian PPPA 2025, 63% orang tua muda di kota besar pernah mengalami gejala parental burnout. Sayangnya, kebanyakan enggan bicara karena takut dianggap lemah atau gak bersyukur.
Solusi: Support System, Waktu Me Time, dan Validasi Emosi
Psikolog menyarankan pentingnya support system—baik dari pasangan, keluarga, maupun komunitas. Me time juga bukan egois, tapi kebutuhan. Validasi emosi jadi langkah awal agar orang tua bisa tetap waras.
Waktunya Pekerjaan dan Keluarga Sama-sama Dipahami
Fenomena ini menunjukkan pentingnya perusahaan memberi ruang bagi karyawan yang jadi orang tua. Fleksibilitas kerja, cuti yang manusiawi, dan pemahaman dari atasan bisa mengurangi beban tak terlihat ini.