Otak Menyusut Seiring Usia: Pahami Penyebab dan Cara Mencegahnya
Tanggal: 26 Mei 2025 23:45 wib.
Tampang.com | Seiring bertambahnya usia, otak manusia juga mengalami proses penuaan alami, salah satunya adalah penyusutan otak. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai atrofi otak atau atrofi serebral, di mana terjadi hilangnya sel-sel otak (neuron) dan koneksi antarneuron. Meskipun merupakan bagian dari proses penuaan normal, tingkat dan area penyusutan dapat bervariasi antarindividu.
Beberapa area otak menyusut lebih cepat dibandingkan area lain, dan perubahan ini dapat berkontribusi pada penurunan fungsi kognitif yang sering dialami lansia. Fungsi-fungsi seperti memori kerja, ingatan episodik, kecepatan memproses informasi, dan penalaran logis biasanya menjadi yang paling terdampak. Penyusutan otak juga memengaruhi konektivitas saraf di dalam otak. Penurunan konektivitas ini berpotensi memicu gangguan seperti delirium—kondisi kebingungan mendadak yang lebih sering terjadi pada lansia—dan bahkan bisa menjadi pintu masuk menuju demensia.
Selain penyusutan, penuaan juga membawa perubahan lain pada otak, termasuk berkurangnya sambungan antar sel-sel saraf, perubahan sistem neurotransmiter yang menyambungkan informasi antara otak dan tubuh, serta perubahan massa otak secara keseluruhan.
Faktor Risiko yang Mempercepat Penyusutan Otak
Ada beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya penyusutan otak seiring bertambahnya usia:
Kebugaran Fisik
Sebuah studi dari Sekolah Kedokteran Universitas Boston menunjukkan hubungan kuat antara kebugaran fisik dan volume otak di masa tua. Penelitian yang melibatkan lebih dari 1.200 orang dewasa dari Studi Jantung Framingham menemukan bahwa peserta dengan tingkat kebugaran fisik rendah di usia 40-an menunjukkan volume otak yang lebih kecil saat mencapai usia 60-an. Penurunan volume ini dianggap sebagai tanda penuaan otak yang dipercepat, menegaskan pentingnya menjaga kesehatan fisik sejak usia paruh baya.
Kerusakan Vaskular
Peneliti dari Universitas Boston juga menemukan bahwa orang dengan tingkat kebugaran rendah mengalami peningkatan tekanan darah diastolik yang jauh lebih tinggi setelah beberapa menit di atas treadmill, bahkan saat bergerak dengan kecepatan lambat. Kelompok inilah yang lebih mungkin mengalami penyusutan volume otak pada usia 60 tahun. Fluktuasi tekanan darah dapat merusak pembuluh darah kecil di otak yang rentan terhadap perubahan tersebut. Kerusakan pembuluh darah di otak kemudian dapat menyebabkan perubahan struktural dan hilangnya fungsi kognitif. Oleh karena itu, mengendalikan tekanan darah sangat disarankan untuk menjaga kemampuan berpikir tetap tajam meskipun usia menua.
Meskipun seringkali orang baru mulai mengkhawatirkan kesehatan otak saat mereka tua, penelitian di atas menunjukkan bahwa menjaga kesejahteraan otak perlu dimulai jauh lebih muda dengan membuat pilihan gaya hidup yang sehat.