Osteoporosis: Penyakit Sunyi yang Sering Diabaikan, Padahal Bisa Dicegah Sejak Dini
Tanggal: 21 Okt 2025 17:58 wib.
Osteoporosis, atau dikenal juga sebagai penyakit tulang keropos, adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Sayangnya, penyakit ini sering kali terabaikan, bahkan tidak disadari hingga seseorang mengalami patah tulang secara tiba-tiba akibat cedera ringan, atau bahkan tanpa cedera sama sekali.
Di balik kesan "sepele", osteoporosis sebenarnya adalah ancaman serius, terutama bagi kelompok usia lanjut dan wanita pascamenopause. Namun, kabar baiknya adalah penyakit ini bisa dicegah, bahkan sejak usia muda.
Kenapa Osteoporosis Sering Diabaikan?
Salah satu alasan utama osteoporosis kerap diabaikan adalah karena penyakit ini berkembang secara perlahan dan tanpa gejala yang jelas. Tidak ada rasa sakit, tidak ada tanda peringatan hingga akhirnya terjadi keretakan pada tulang belakang, pinggul, atau pergelangan tangan. Sayangnya, banyak penderita baru menyadari bahwa mereka mengidap osteoporosis setelah mengalami patah tulang.
Masyarakat juga cenderung menganggap osteoporosis sebagai bagian dari proses penuaan yang “normal”. Padahal, tidak semua lansia akan terkena osteoporosis, dan dengan gaya hidup sehat serta pencegahan yang tepat, risikonya bisa ditekan secara signifikan.
Faktor Risiko Osteoporosis
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena osteoporosis antara lain:
Usia: Semakin tua, semakin besar risiko.
Jenis kelamin: Wanita lebih rentan, terutama setelah menopause karena penurunan hormon estrogen.
Genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan kemungkinan terkena.
Gaya hidup tidak sehat: Kurang gerak, kekurangan kalsium dan vitamin D, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Penggunaan obat tertentu: Obat kortikosteroid jangka panjang, misalnya, dapat mempercepat keropos tulang.
Penyakit kronis: Seperti gangguan tiroid, ginjal, atau gangguan hormonal.
Dampak Serius Osteoporosis
Osteoporosis bukan hanya masalah tulang, tapi bisa mengganggu kualitas hidup secara keseluruhan. Patah tulang pada lansia, khususnya patah tulang pinggul, sering kali menyebabkan penurunan mobilitas, ketergantungan, bahkan kematian.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di atas usia 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Di Indonesia, angka ini kemungkinan besar lebih tinggi, mengingat rendahnya kesadaran dan pencegahan di masyarakat.
Pencegahan: Kuncinya Ada di Gaya Hidup Sejak Dini
Berita baiknya, osteoporosis bukan takdir. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, bahkan mulai dari usia muda. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan:
1. Asupan Kalsium yang Cukup
Kalsium sangat penting untuk menjaga kekuatan tulang. Kebutuhan harian kalsium berkisar antara 1.000–1.200 mg per hari untuk orang dewasa. Sumber kalsium bisa diperoleh dari:
Susu dan produk olahannya (yogurt, keju)
Ikan sarden atau salmon dengan tulang lunak
Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli
Tahu dan tempe
2. Vitamin D untuk Penyerapan Kalsium
Tanpa vitamin D, tubuh sulit menyerap kalsium dengan efektif. Sinar matahari pagi adalah sumber alami vitamin D terbaik. Selain itu, bisa diperoleh dari telur, hati ikan, dan suplemen bila perlu.
3. Aktivitas Fisik Teratur
Olahraga, terutama weight-bearing exercise seperti jalan kaki, jogging, naik tangga, atau angkat beban ringan, dapat merangsang pertumbuhan dan mempertahankan massa tulang.
4. Hindari Rokok dan Alkohol
Kedua zat ini dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang. Menghindarinya akan menurunkan risiko osteoporosis secara signifikan.
5. Rutin Pemeriksaan Kepadatan Tulang (Bone Mineral Density Test)
Untuk wanita usia di atas 50 tahun atau pria di atas 60 tahun, pemeriksaan ini sangat disarankan untuk mendeteksi dini penurunan massa tulang.
Siapa yang Harus Waspada Sejak Sekarang?
Wanita usia 35 ke atas, terutama menjelang menopause
Pria usia lanjut dengan gaya hidup sedentari
Orang dengan riwayat keluarga osteoporosis
Penderita penyakit kronis yang memengaruhi metabolisme tulang
Individu dengan asupan gizi buruk
Penting untuk menyadari bahwa pencegahan osteoporosis dimulai sejak muda. Masa remaja dan dewasa awal adalah waktu terbaik untuk membangun massa tulang yang optimal. Setelah usia 30-an, proses pembentukan tulang mulai melambat dan risiko mulai meningkat.
Cegah Sebelum Terlambat
Osteoporosis adalah penyakit diam-diam yang mematikan. Tidak menimbulkan gejala, tapi dampaknya bisa besar terhadap mobilitas, kemandirian, dan kualitas hidup seseorang. Namun kabar baiknya, osteoporosis bisa dicegah dan dikendalikan.
Mulailah dengan memperhatikan asupan kalsium dan vitamin D, aktif bergerak, dan menjauhi rokok serta alkohol. Edukasi diri dan keluarga tentang pentingnya kesehatan tulang adalah langkah awal untuk menciptakan generasi yang lebih kuat dan bebas dari risiko patah tulang di usia tua.
Ingat, tulang adalah investasi jangka panjang. Jaga dari sekarang, untuk masa depan yang lebih sehat dan mandiri.